Rabu, 23 Februari 2011

Usai Foto Telanjang, ABG Dipaksa Bersetubuh

JAKARTA - Sebelum dijual dan melayani pria berkelainan seks, para ABG korban germo Dede ini dipaksa dibawah ancaman untuk foto telanjang. Demikian diutarakan Ketua Komas Perlindungan Anak Aries Merdeka Sirait yang kini menangani para korban sindikat kekerasan seks dan perdagangan manusia.

Menurut Aries, Dede mencari mangsa para ABG yang masih tetangganya, kemudian ditawarkan kepada seorang bernama Alay, yang memiliki kelainan seks. "Hari pertama korban disuruh telanjang kemudian difoto. Korban dirayu dan diancaman jika menolak akan disebarkan foto telanjangnya," terang Aries kepada okezone, Kamis (20/1/2011).

Pada hari kedua, mereka dipaksa kontak badan oleh Alay yang juga dengan ancaman. "Korban bergantian mendapatkan kekerasan seks dari Alay. Dalam sehari ada 2-3 orang yang melayani Alay," imbuhnya.

Aries mengungkapkan germo Dede, selain memiliki pelanggan seks dari ABG yang dijualnya antara Rp300 ribu sampai Rp 1 juta, juga dikenalkan ke bandar sabu. "Korban dikenalkan ke bandar narkoba, disuruh konsumsi sabu. Setelah dicekoki sabu, korban mengalami kekerasa seksual dari pelaku lainnya, berinisial I," jelasnya.

Dari pengakuan para korban, mereka paling tidak mengalami tiga kali kekerasan seks setelah melayani pria hidung belang.

Seperti diketahui, seorang germo bernama Dede ditangkap di sebuah kamar di Apartemen Puri Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa malam. Polisi juga menangkap Alay (50), yang hendak membeli satu dari tujuh ABG itu.

Dede menjual para ABG tersebut dengan harga Rp500 ribu sampai Rp2 juta melalui jejaring sosial facebook. Polisi menjerat tersangka dengan pasal 81, 82 dan 88 UU tentang Perlindungan Anak atas tuduhan eksploitasi seksual dan ekonomi serta persetubuhan anak di bawah umur.

Jumat, 18 Februari 2011

Bekas PSK Jadi Pedagang, Tukang Parkir Jadi Takmir di Kramat Tunggak

Kawasan Kramat Tunggak pernah menjadi pusat prostitusi terbesar di Jakarta. Setelah diratakan dengan tanah pada akhir 1999, kawasan merah itu kini menjadi salah satu pusat dakwah Islam di ibu kota.

TATI masih ingat betul rutinitas di kampung tempat dirinya tinggal sepuluh tahun silam. Tiap malam menjelang, musik dangdut dan house music beradu dengan tawa renyah wanita-wanita berpenampilan seksi dan menor. Ratusan wisma dengan lampu temaram penuh dengan pasangan pria dan wanita yang bercanda mesra. Asap rokok dan bau minuman keras menemani keceriaan semu mereka.

Begitulah suasana malam kampung Kramat Tunggak sebelum 31 Desember 1999. Saat itu, kawasan tersebut masih merupakan lokasi prostitusi terbesar di ibu kota. Lokalisasi itu menjadi gantungan hidup 1.615 wanita tunasusila, 258 germo, 700 pembantu pengasuh, 800 pedagang asongan, serta 155 tukang ojek dan tukang cuci.

Kini kondisi Kramat Tunggak sudah berubah total. "Wisma-wisma yang dihuni penjaja seks dan mucikari sudah lenyap. Wanita penjaja seks juga banyak yang pergi walau sebagian kecil masih beroperasi secara sembunyi-sembunyi," tutur Tati, wanita berjilbab berusia 56 tahun itu.

Ya, melalui surat keputusan Gubernur Sutiyoso, lokalisasi di kawasan Jakarta Utara tersebut resmi ditutup pada 31 Desember 1999 menyusul protes dari para penduduk sekitar. Setelah itu, seluruh wisma, diskotek, dan bar yang berdiri di atas lahan 10,9 hektare itu diratakan dengan tanah. Tamatlah riwayat kawasan merah yang beroperasi sejak 1972 tersebut.

Kini wajah Kramat Tunggak berubah total. Lokasi yang dulu menjadi pusat prostitusi itu sekarang menjadi bangunan Jakarta Islamic Centre (JIC) yang berdiri megah dengan masjid besar di tengahnya. Masjid seluas 78 x 78 meter itu dibangun dengan biaya Rp 111,998 miliar dan mampu menampung 20 ribu jamaah, dengan 50 saf.

Bangunan JIC yang berdiri kukuh dengan menara menjulang ke langit seakan-akan menjadi pertanda bahwa Kramat Tunggak sekarang dan mendatang menjanjikan kedamaian yang sesungguhnya. Tempat pengumbar nafsu itu kini telah menjadi kawasan putih.

Namun, Tati mengakui bahwa tidak ada proses perubahan yang instan, termasuk menyangkut sikap mental religius warga. "Tapi, dengan berdirinya JIC, kini ada fasilitas umat untuk bersama-sama berubah menjadi lebih baik dan bermoral," tutur dia.

JIC memang telah memberikan warna lain yang lebih tenang dan sejuk. Berbagai aktivitas keagamaan pun menjadi menu utama di sana, terlebih pada bulan Ramadan. Mulai pesantren kilat, pengkajian ilmu agama, tadarus Alquran, buka puasa bersama, hingga ceramah agama.

Pada hari-hari biasa, pelataran masjid yang luas dan dilengkapi fasilitas jaringan free wireless connection itu menjadi ruang yang dinikmati penduduk sekitar. Bahkan, tidak jarang wisatawan lokal datang untuk sekadar menikmati arsitekstur masjid yang memang indah.

Meski demikian, itu tidak berarti praktik prostitusi di lokasi tersebut lenyap sama sekali. Tati yang juga seorang mantan pekerja seks komersial itu menuturkan pada hari-hari tertentu masih ada belasan wanita malam yang nekat mangkal di sekitar lokasi tersebut. "Apalagi masih ada beberapa kafe yang tetap buka sampai sekarang," terang wanita yang kini beralih pekerjaan sebagai pedagang makanan itu.

Seorang takmir Masjid JIC, Inang Mulki, menceritakan, sejak fasilitas masjid dan kompleks Islam itu diresmikan pada 2003, warga setempat mulai merumuskan langkah untuk mengusir para kupu-kupu malam dari lokasi mangkal mereka. Berbagai cara ditempuh agar praktik yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi itu berhenti. "Warga seperti saya dulu memang bekerja di sini (lokalisasi). Tapi, setelah semua tutup, kami sadar bahwa harus ada perubahan," terangnya.

Beberapa langkah itu, antara lain, memasang lampu penerangan yang lebih banyak di sepanjang Jalan Kramat Raya. Selain itu, warga juga mengintensifkan patroli di bibir-bibir trotoar untuk mengusir para PSK yang lazimnya berpartner dengan para tukang ojek di sekitar jalan tersebut. "Itu berlangsung sejak 2004. Kami didukung Pemda Jakarta Utara," tutur pria 30 tahun itu.

Sebagai penduduk yang sempat bekerja dan menjadi bagian dari lokalisasi, Inang mengaku sama sekali tidak menyesal dengan penghapusan pusat prostitusi itu. Bahkan, dia bahagia lingkungannya bisa terbebas dari apa yang disebut kawasan merah. "Buktinya, sekarang saya bisa bekerja di JIC dan berpenghasilan halal dari pekerjaan ini. Kalau dibandingkan dulu, kondisi saya sekarang jauh lebih baik," paparnya sambil berpamitan untuk mengepel lantai masjid yang tampak berdebu. "Keburu Magrib, Mas."

Saat lokalisasi Kramat Tunggak masih eksis, Inang kerja serabutan di sana. Mulai dari tukang parkir hingga tukang angkut barang-barang kebutuhan warga lokalisasi.

JIC sendiri dikelilingi oleh perkampungan padat yang terbilang kumuh. Rumah-rumah penduduk dibangun saling berdempetan dengan gang-gang sempit. Aroma got memenuhi hampir seluruh gang sempit itu. Sebagian besar penduduk yang mendiami wilayah itu merupakan warga pendatang.

Di sepanjang Jalan Kramat Raya sendiri terdapat beberapa bangunan yang dulu berfungsi sebagai tempat karaoke dan diskotek. Kini bangunan itu mangkrak dan beberapa di pagar tinggi dipasang plakat "tanah sengketa”.

Menurut Inang, banyak juga di antara bangunan yang dulu berfungsi sebagai tempat pendukung kegiatan mesum yang beralih fungsi. Di antaranya, salon-salon dan tempat perawatan tubuh berubah menjadi konter handphone atau bahkan toko-toko yang menjual berbagai macam kebutuhan pokok. Selain itu, banyak tempat laundry bagi para PSK yang tutup. Pemiliknya beralih pekerjaan menjadi pedagang. Hal itu, terang dia, dimungkinkan karena lokasi Kramat Tunggak memang berdekatan dengan Pasar Koja Baru dan pusat perbelanjaan Ramayana. "Jadi, nggak perlu pusing-pusing cari kerjaan lain, sudah disediakan sama yang di Atas," tuturnya.

Juga banyak warga sekitar yang bekerja di JIC. Jumlahnya kira-kira 200 orang. Mereka pekerja keamananan sampai cleaning service. Sebelumnya, pemda juga berinisiatif merangkul warga dengan merekrut pekerja bangunan yang mayoritas dari penduduk sekitar. "Mungkin karena metodenya merangkul, jadi penolakan hampir tak ada," kata pria bertubuh mungil itu.

Kamis, 17 Februari 2011

CALO BIRAHI


Mengenakan mantel hujan Dea merapat ke Hotel yang disebut Mas Guntur, hotel yang cukup berkelas terletak di pojok kota khatulistiwa ini. Hujan makin lebat.
Sekali lagi gadis itu mengumpat, "Hujan brengsek!".
Sambil menyeret langkah dia berguman, "Kapan yah aku bisa beli mobil".

Di lobi Hotel Mas Guntur menyambut dengan basa basi yang amat sangat basi "Hujan yah !".
"Tamunya mana ?", tanpa basa basi pula Dea langsung to the point.
"Sabar dulu dong Dea, jangan langsung main tembak gitu, ada yang harus dibicarakan dulu".
Ah..Dea baru ingat "calo birahi" ini kan harus dikasih persen. "
Ya sudah Mas mau berapa ?".
"Biasa aja kok, dua ratus", ujar Guntur sambil mengacungkan dua jarinya. "
Keparat", umpat Dea dalam hati. "Badan gua yang habis, loe juga kebagian untung".
Simbiosis haram itupun terjadi. Walau sudah hampir dua semester Dea jadi pemuas nafsu om-om berkantong tebal toh Dea tidak bisa mencari "klien" sendiri. Untuk urusan yang satu ini ilmu kehumasan Mas Guntur jauh lebih mantap. Hampir jam sembilan malam, si om belum datang. Dea memutuskan untuk menunggu di sudut Cafe Hotel sambil menikmati jus jeruk hangat.

Ya hanya jus jeruk hangat, bukan minuman beraroma alkohol. Alasannya, di kantong dea hanya tersisa uang sebelas ribu rupiah. Itu yang tersisa dari dua ratus ribu untuk Mas Guntur tadi. Itu pulalah sebabnya Dea benar-benar butuh uang malam ini. Mudah-mudahan si om membayar lebih dari tarif yang biasanya. "
Selamat Malam !, Dea kan ?", Suara berat yang sudah dikenal Dea membuat Dea kaget luar biasa.
"Om !!!!????"

Kehidupan Wanita Malam


Kehidupan malam dikota jakarta sudah tidak asing lagi. Dimana kebutuhan biaya hidup sangat tinggi, maka tidak ada yang tidak bisa, jika uang berbicara maka termasuk bila ingin mendapatkan kepuasan seks bisa saja didapatkan. Banyak wanita-wanita penghibur setiap harinya datang ke kota Jakarta atau kota besar lainnya untuk satu alasan ekonomi yaitu mencari uang yang bisa didapat dengan cara instan dengan menjajakan dirinya.

Dunia malam tersebut tidak terlepas dengan adanya club malam, panti-panti pijat dan karaoke yang membuat semuanya tambah mudah. Kehidupan malam di kota jakarta memang sudah benar-benar banyak sekali. Banyak sekali wanita malam tersebut masih muda-muda, mereka antara umur 20 tahun sampai 25 tahun. Mereka ada yang bisa menawarkan pesona mereka di jalan-jalan besar kota jakarta, ada juga yang distandby di klub atau diskotik di tempat-tempat nongkrong di Jakarta.

Beginilan pandangan kehidupan malam di kota jakarta, para wanita malam tersebut ada tentunya karena ada yang membutuhkannya, Kian hari jumlahnya semakin banyak, mungkin karena iming-iming mendapatkan uang dengan cara cepat. Prostitusi terselubung. Itulah sebagian kalangan menyebut, karena mereka adanya di jalanan. Tentu saja ilegal, dan bukan tak pernah mereka ditertibkan.

Upaya memberantas prostitusi di Jakarta seperti menyiram garam di lautan, hari ini ditangkap, besok lusa melenggang lagi di jalanan. Sudah rahasia umum mereka tak bekerja sendirian. Ada tangan-tangan kuat yang mengatur kerja mereka. Dari mulai mendatangkan mereka sampai menjalani kerja seperti ini sebagai pemuas nafsu para lelaki hidung belang.

Di Jakarta, masyarakat mengenal ada beberapa tempat dimana para PSK jalanan ini biasa berkumpul menjajakan dirinya yakni dikawasan Prumpung, Pramuka, Jakarta Timur, Blok M, Jakarta Selatan dan kawasan Hayam Wuruk, Jakarta Barat. Dari waktu ke waktu PSK jalanan ini terus ada dan silih berganti. Mereka berasal dari beragam daerah, sebagian datang sendiri, tapi lebih banyak didatangkan.

Pekerja seks komersial memang menjadi bagian dari denyut nadi kota besar-besar. Tapi tak berarti di daerah tak ada. Hasil kunjungan kami ke beberapa tempat di Jawa Barat menunjukkan seks komersial tumbuh subur dan tak lagi ditutup-tutupi. Bahkan jangan kaget, untuk berkencan anda bisa lakukan di rumah mereka.

Rabu, 16 Februari 2011

10 Kota yang Melegalkan Seks Bebas dan Pelacuran Paling Maksiat di Dunia

10 Kota yang Melegalkan Seks Bebas dan Pelacuran Paling Maksiat di Dunia

1. Pattaya – Thailand

Terkenal dengan julukan “entertainment” in Thai (sex no.1) coba jalan-jalan ke South Pattaya pasti banyak pemandangan menarik, apalagi di pantainya bisa-bisa susah berkedip karena banyak wanita.

2. Tijuana – Mexico

Ada zona “merah” di tijuana, disebut “La Coahuila”. Mulai dari prostitusi, drugs, strips clubs, dll dilegalkan dan begitu mUrah.

3. Amsterdam – Belanda

Live seks bisa dilihat di kota ini, marijuana dan semacamnya semuanya legal.

4. Las Vegas – Nevada

Judi bisa ditemui dimana-mana. Prostitusi walaupun tidak explisit telah legal, tapi sudah dianggap legal. Judi dan Seks sudah menjadi industri.

5. Rio de janeiro – Brazil

Rumah Bordil sudah menjadi legal disini.

6. Moscow – Rusia

Macam-macam night club ada disni, mulai yang hardcore sampai yang slow ada disini semua.

7. New Orleans – Lousiana

Setelah tragedi badai Katrina, kota ini berubah total, menjadi kota termaksiat urutan 7. Tidak kapok-kapok.

8. Manama – Bahrain

Disebut sebagai “Tempat Pesta Paling Tenang di Timur Tengah”

9. Macau – Cina

Venetian, Wynn and MGM hotel casinos punya cabang di Macau. Seks, jangan ditanya lagi gan!

10. Berlin – Jerman

Kota ini juga melegalkan prostitusi. Mau berdansa di club kemudian ngeseks di tempat, silahkan.

Bisnis Wanita Malam

Wanita malam yang berpakaian seksi dan menggoda membuat malam terasa menjadi surga bagi pria berduit. Mereka semua melupakan masalah dunia yang ada hanyalah kesenangan. Lalu kenapa bisnis ini begitu merajalela. Apa yang dimaksud dengan merajalela? Bisnis wanita malam itu sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Bahkan mungkin sejak dunia ini masih muda umurnya. Bahkan hampir di seluruh dunia ini pasti ada tempat prostitusi.

Bisnis malam ini begitu diminati karena memperjual-belikan sesuatu yang paling disukai pria yaitu SEX. Bahkan walaupun sering dirazia petugas, ada bahasa HIV/AIDS. Tetap wanita-wanita ini begerilyat mencari pria pada malam hari. Harga yang ditawarkan biasanya mengikuti umur dan kecantikan si wanita. Semakin muda dan cantik tentu semakin mahal donk.

Biasanya wanita semacam itu beroperasi di Bar, Pub, Dischotique, karouke, cafe dan tentunya panti pijat. Ada juga yang lewat jasa mucikari. Penggunaan media internet seperti friendster/facebook juga mulai digunakan oleh para wanita ini. Lalu bagaimana cara menghapuskan prostitusi dari muka dunia ini? tergantung dulu apakah wanita malan ini masalah atau bukan. Bagi para pria hidung belang tentu bukan masalah melainkan surga duniawi.

Lagipula jika ingin mengatasi masalah wanita semacam itu, kita harus tahu apa yang menyebabkan mereka mau melakukan pekerjaan. Yang pasti sebagian besar jawabannya adalah kemiskinan, perdagangan wanita atau karena sebelumnya mengalami masalah cinta. Tapi bro? Mengatasi kemiskinan tidak cukup mengetaskan masalah ini. Karena para wanita ini berfikir ini adalah pekerjaan mudah. Cukup melayani lelaki hidup belang satu malam saja dan mereka mendapatkan uang. Untung-untung mendapatkan kenikmatan sex.

Yang pasti butuh kesadaran semua pihak baik pemerintah, masyarakt dan tokoh agama untuk menyadarkan wanita malam ke jalan yang benar. Dunia terkadang menghakimi mereka yang salah tanpa penah berfikir bagaiamana itu bisa terjadi. Dengan cara inilah kita bisa secara bersama-sama hidup lebih baik lagi.

Selasa, 15 Februari 2011

Salon Prostitusi di Jalan Negara Medan

Diduga dijadikan tempat prostitusi, dua salon masing-masing salon RS dan salon EJ di kawasan jalan negara Medan, Rabu (7/10), digrebek Reskrim Poltabes Medan. Dalam penggerebekan tersebut, petugas mengamankan belasan wanita karyawan salon.

Kasat reskrim Poltabes Medan Komisaris Polisi (Kompol) Gidion Arif Setiyawan, membenarkan penggerebekan tersebut. Dijelaskannya, awal mula penggerebekan, saat petugas mendapat laporan dari masyarakat sekitarnya yang selama ini sudah resah bahwa kedua salon tersebut telah dijadikan tempat maksiat alias tempat prostitusi.

Berdasarkan pengaduan masyarakat tersebut, petugas langsung turun ke tempat kejadian perkara (TKP) untuk melakukan pemeriksaan. Setibanya di lokasi, petugas melakukan pengintaian.

Karena curiga melihat pintu salon tersebut yang selalu tertutup dan melihat pakaian karyawan wanita salon yang bisa dibilang terbuka, maka petugas langsung melakukan penggerebekan. Dalam penggerebekan, petugas tidak menemukan sepasang insan yang sedang berhubungan.

Petugas hanya mengamankan belasan wanita karyawan kedua salon tersebut dan memboyongnya ke komando untuk mendapatkan pemeriksaan atau dimintai keterangan. Sedangkan pemilik kedua salon, yang belum diketahui identitasnya, masih menjalani pemeriksaan intesif

Senin, 14 Februari 2011

Tempat Plus-Plus / Tempat Prostitusi di Jakarta Bagian 3

Tempat Plus-Plus / Tempat Prostitusi di Jakarta Bagian 3

HOTEL AMBHARA
Nongkrongnya di Bar, umur 30-40th. Tarif Rp.200-250 ribu. Kalau weekend sering ada "mami" bawa beberapa "anak" kece2, bisa ditandai dgn jelas dari cara berpakaian, make up, dan gaya/tingkah laku. *

PP PUSPA INDAH
Kebayoran Lama itu juga siiipp pak tinggal tutup mata aja, kita nggak usah kuatir dpt yg jelek...(alias semuanya kece2 looo)

PP SARI MUSTIKA 2
Golden Truly Fatmawati harus janjian dulu dengan pemijatnya. *

PP MAWAR
Golden Truly Fatmawati Rp 45 ribu per jam.

Pd NIRWANA
Jl MT Haryono. Tarip cewek Rp 700 ribu, kamar Rp 60 ribu

PP SUMBER WARAS 2
Ciputat Raya. Kamar VIP Rp.45 ribu 1,5 jam, cewek Rp 100 ribu. Sarang maniak, cewek2nya pada 'buas' **

HOTEL MELAWAI 1 (D/H INTERHOUSE)
JL. Melawai Raya, Lt. 6 Keluar lift ke kiri "MARIBAYA" - Buka 11:00 - 23:00, Night shift mulai 17:00 pilihannya lebih banyak & bagus. Tarip Rp.250 ribu all in. *

Hampir semua panti pijat (kecuali bersih sehat) yg di selatan, terutama ps mayestik (Sentral, Timung, Porti) pemijatnya bispak minimal onani) tapi harus kenal dulu bbrp kali. Tarip Rp200-300 ribu. Sari Mustika ada 3(Grand Wijaya, Golden Fatmawati, Klp Gading)*

Jakarta Barat

SALON LIBERTY
Jl Semeru No. 18, Grogol. Chinese Kalimantan, bawa keluar, tarip Rp.200 ribu. Tiap hari Senin biasanya tutup sekaligus hari kencan, disarankan untuk facial atau cream bath saja. Yang servisnya bagus Sanniah dan Nopi, semuanya ada 7 orang dan mayoritas amoi dari Kalimantan *

KIMOCHI
Jl Mangga Besar VIII no.12B/C, tergantung orangnya minimal 'dikocok' pake tangan atau main di tempat ***

KARTIKA Bar and Massage
Jl.Hayam Wuruk 114. "dipijat pake tetek", bisa booking dua cewek untuk lesbi, Kartika letaknya di ujung gang di samping Suisse Bakery, Tarip ceweknya seratus ribu rupiah, untuk pelayanan lengkap mulai dari body massage (dipijit pakai buah dada,mandi kucing dan seterusnya. Disitu
juga anda dapat booking dua cewe sekaligus, dan minta mereka bermain lesbi dulu sebagai pemanasan ****

MEDIKA
Daan Mogot I/31, Masuk bisa lewat belakang Citra Land, tarip cewek Rp 50 ribu, kamar VIP Rp 40 ribu Di tempat ini, kalau mau "naik", yah tinggal ke lantai 2 aja. Disana tinggal pilih cewek mana yang kamu mau berdasarkan foto. Harga kamar reguler sebesar Rp. 30.000. Semuanya sudah harga pas alias kagak pake tawar-tawar dan rata-rata mereka bisa "karaoke" lho **

WIDIA
Daan Mogot sebelahnya Medica, pilih di bar *

CITRA SEHAT
Kompleks ruko ITC Roxy Mas. Masuk perparkiran yang ada photo Tarzan, terus belokan kedua belok kiri, Rp 100-150 ribu

Diskotik SEDAP MALAM
Hayam Wuruk Lt.3. tarip Rp 100 ribu

ATLANTA Diskotik
Mangga Besar, komplek Lokasari lantai V, blok C no 1-12. Wah ini paling terkenal dan paling gila, kayak pasar ayam tinggal pesan dan check in diatas (kamarnya diatas), orangnya cakep-cakep dan kayaknya sudah pro semua, tarif rp 100-150rb, short time, servicenya sampai tulang pada ngilu, makanya minum darah dan empedu ular dulu sebelum bertempur yg ada dijual di depan (Mangga Besar Raya), baru bertempur sampai puas.........*

HOT PANT Diskotik
Daan Mogot kira kira 300m dari lampu merah Grogol arah ke Tangerang. Dekat Medica tapi pas pinggir jalan Daan Mogot dipagar besi tinggi Diskotik lantai dasar, Panti Pijat dan Karoke di lantai 2, Ceweknya Rp. 50.000,- kamar vipnya Rp.35.000,- biasa Rp.27.500,-*

TIARA CERIA (Today Country)
Lokasari Plaza Mangga Besar Tarip cewek Rp 100ribu, tarip kamar Rp 50 ribu, banyak ABGnya dan pilih yang berdiri didepan toilet **

LIDO (Pusat kebugaran),
Citra land Mall. Tarif Rp 200 - 300 ribu, nah kalau pijat di sana, entar ceweknya nawarin untuk main, tarifnya sih antara 200-300 ribu rupiah PP (Paripurna) Jalan Gajah Mada (seberang Gajah Mada Plaza), Masuk gang yang didepan gang ada tulisan telk om), ada bar yang tulisannya 'Paripurna' didalam ada foto2 cewek, tante (tinggal pilih), tariff 50.000 + kamar sudah termasuk

JOKER (Jakarta 2000)
Daan Mogot, belakang Medica. Minta pijat di ruang super, Rp 85&110 ribu, cewek Rp100 ribu *

BM (Bintang Mawar)
Mangga besar, samping komplek Lokasari sebrang hotel Olympic. Ini tempat favorit semua orang, segala macam cewek tersedia. Datang antara pk 1300-18.00, cewek freelancenya banyak. Cewek Rp150ribu (freelance)& Rp100ribu (stok), kamar Rp35ribu ****

STADIUM
Jl Hayam Wuruk, sebelah Hayam Wuruk Plaza Supermarket hiburan, lt.1 bola tangkas, lt.2 karaoke, lt.3 diskotik, lt.4 panti pijat. Bisa panggil stripper, minta sama reception karaoke supaya dipanggilin mami dancer ****

HOTEL TRAVEL
Jl Mangga Besar V III (sebrang Kimochi). Ada ruang karaoke yg pake kamar tidur, stock cewek ada yg p pijat atau yg buat karaoke ***

Ruko Taman Surya 2
paket Rp.125 ribu *

Jakarta Pusat

MAWAR
Duta Merlin. Tarip kamar Rp 20-35 ribu, ceweknya Rp 100-150 ribu

MGM
Golden Truly Harmoni. Tarip Rp 300 ribu *

PUSPITA
Jl Blora. Kamar Rp.30 ribu, cewek Rp.100 ribu *

Jakarta Utara

PP SARI AYU
Jl.P Jayakarta Kompleks Ruko KOTA INDAH Blok B 45/39B. Tarif Rp.110ribu ditanggung lemes (ditempat) *

HOTEL WHIRLPOOL
samping Hotel Horizon Ancol. Untuk yang kelas standard, tarifnya 225 ribuan untuk short time. Tapi kalau untuk yang VIP gila cing...bisa buat langsung 4 pasang sekaligus, fasilitas nya dalam kamar tsb ada SAUNA-nya, ada WHIRPOOL-nya, plus 2 BED ukuran KING. Untuk tarif, jangan ditanya... nyampe'6 digit bo'...sekitar 2 jeti.*

INTI RAGA
kira-kira seberangnya Sunter Mall tarip Rp 100-150 ribu

Jakarta Timur

HOTEL SENTRAL
Jl Pramuka. Banyak ABG-nya cakep-cakep, montok-montok dan putih-putih yg hitam manis juga banyak, dan bisa langsung check in di hotel tsb, biasanya ABG pada kumpul disalah satu kamar hotel (biasanya 5-8 ABG), atau di cafe/bar hotel, atau bagi pemula bisa minta tolong room boy, 10 menit kemudian ada telpon ke kamar kita dr ABG di salah satu kamar tsb, dan kita tinggal datang ke kamar ABG untuk pilih-pilih deh, tarifnya 100-150rb, tergantung pintar-pintar kita deh, yg penting umurnya 15-18 th, tapi toketnya gede-gede, pokoknya enak dan puas deh... ...Ini Hotel memang bisa sewa per-jam, atur dg receptionist.*

PP YUSIANA
JL. SS Klender. Sebelah pertokoan Jogja Plaza yg udeh rata tanah. Disitu pemijatnya masih muda-muda dan bersih mulus. Rata-rata usia mereka dibawah 26 tahun. Ada 14 pemijat muda yg siap melayani full service. Terus terang langganan gue ada satu yg paling putih, mulus dan body proporsional banget. Tarif per jam kamar hanya 18.000 rupiah. Kalo tip buat ayamnya tergantung nego, berkisar antara 100.000-150.000 sekali full service. Maksud full service adalah: pijat biasa, urut (pake handbody), usap-usap, plus karaoke dan esek-esek. Kalo cuma mau sampe karaoke atau onani, bisa setengahnya dari harga diatas....

Pd.TIRTA SENTOSA
Halim *

Luar Jakarta / Street Walker

BOGOR

Didaerah Parung disana banyak panti pijat yang cewek-ceweknya bisa dipake dengan tarip antara 40.000 sampai 100.000 yang paling bagus servicenya di panti pijat MAWAR, ceweknya kisaran 30 Tahunan masih oke buat dipake

TANGERANG

Untuk tempat esek daerah Tangerang lo pada bisa ke Jl Veteran (kearah Pasar > Anyar dari modern land) selepas magrib, cwnya udah pada cukup umur, mereka sadar akan profesi jadi kita ingiiin apa aje dilayani...... tarif bisa nego

KLENDER
Cewe yang bispak dan kalo bisa speak-speak pasti suka-sama suka. Adanya di sepanjang jalan Pondok Kopi sampe Klender tapi muter di bioskop Buaran, disana ada cewek yang biasa diri di sepanjang jalan , yach biasanya umur 17-21 tahun yang penting bisa speak-speak aza pasti SSS (suka Sama Suka) atau paling banter traktir makan. coba aja jam 7-9 malem

Minggu, 13 Februari 2011

Ayam Kampus: DPRD Jujur

Tersebutlah seorang Ayam Kampus yang tak hanya ekstra hot, tapi juga intelek. Bermain dengannya, semua kepala anda, atas maupun bawah akan ikut lelah. Karena itu dia sering dipanggil AKHI, Ayam Kampus Hot Intelek.

Suatu hari, dalam sebuah kamar sebuah villa mewah di kawasan XXXXXX. Usai sebuah permainan tanpa doping. Seperti biasa, si AKHI melontarkan pertanyaan yang tak pantas dilontarkan pada lelaki yang pikirannya masih nyangkut dilangit ketujuh akibat terlempar ledakan orgasme.

AKHI: “Oom, kenapa sih sekarang om jadi pendiam? Padahal dulu Oom kan vokal” Sambil bermanja-manja, mengelus bulu dada pasiennya, seorang O‘num DPRD Yang Doyan Jajan (ODYDJ). Tua, tapi tak terlalu buncit karena rajin fitness.

ODYDJ: “Maksud kamu bagaimana, sayang?” Sambil terlentang dan mengatur nafas. Dahinya masih penuh keringat.

AKHI: “Teman-teman Oom membuat kebijakan aneh yang menyengsarakan rakyat, sisanya sibuk korupsi terang-terangan dan secara berjama’ah pula. Tapi Oom yang jujur, ganteng dan seksi kok tetap diam saja?”

ODYDJ memaksa otaknya berputar. Menghela nafas dan berkata “Saya sebenarnya tak setuju, sebenarnya hati nurani saya ini selalu berteriak pedih, Dik.”

AKHI: “Bahkan hanya untuk sekedar bersuara? Sebelum menjabat, dulu Oom dikenal jujur, vokal dan seksi sekali, kenapa sekarang diam? Bukannya ngurusi rakyat, bapak malah lebih sibuk dengan hal-hal tak penting. Sekarang malah main sama saya” Sambil memainkan burung sang o’num yang terkulai.

ODYDJ: “Saya sekarang sudah tua… saya ingin hidup tenang…” sambil menghentikan tangan si AKHI, burungnya masih terlalu sensitif.

AKHI: “Maksud om gimana?”

ODYDJ: “Sayang, kamu tahu berapa gaji saya? Setiap bulan saya dapat puluhan juta. Gaji buta. Itu masih ditambah berbagai tunjangan, uang-uang rapat, sogokan dan lain-lain. Sangat amat bodoh sekali bila saya pertaruhkan semua itu dengan menentang arus! Bersuara menentang pembeli kebijakan, melawan mayoritas, atau tak sesuai dengan selera partai bisa membuat saya dipecat dan kehilangan semuanya. Kenyamanan hidup saya nanti bagaimana? Anak dan istri-istri dan simpanan saya juga pasti akan ikut menderita karena itu.”

AKHI: “Tapi kan Oom ini wakil rakyat?”

ODYDJ: “Dik, saya ini tak akan terpilih lagi, saya juga sudah tua, sebentar lagi pensiun. Biarkanlah saya pensiun dengan damai. Kamu ingin saya kehilangan pensiun dan menjalani masa tua penuh derita? Biarlah nanti pengganti saya yang bekerja dengan lebih baik”

AKHI: “Oom gak nyambung deh, maksud saya gini, rakyat kan sudah memilih anda untuk mewakili mereka, untuk jadi wakil atas kepentingan mereka. Oom juga digaji dengan uang negara, yang asalnya dari pajak. Pajak yang sebagian diambil dari rakyat yang Oom wakili itu. Masa sih Oom tega menghianati mereka? Itu kan dosa sangat besar Oom? Oom tidak takut hukum karma?”

ODYDJ: “Adik manisku yang seksiii” sambil mencolek pipi AKHI, “Oom jujur nih, oom emang bejat. Tapi nyatanya Oom bisa jadi wakil rakyat kan? Yang salah bukan Oom dong. Emang rakyat yang bodoh, kenapa milih wakil seperti Oom. Dan mereka juga diam saja kok, tak ada yang komplain. Paling ada sedikit mahasiswa bodoh sok idealis yang ribut demo, tinggal sumpel pake duit, selesai. Intinya kesalahan bukan cuma pada Oom, tapi kesalahan rakyat yang bodoh, Oom cuma korban” Menghela nafas. “Dan soal karma, Oom ini pemeluk agama Islam yang taat.. Oom sedikitpun tidak percaya dengan karma, tak ada itu. Dan ketahuilah dik, Allah itu Maha Pengampun” sambil mengelus jenggotnya. “Kamu tahu? Om sebenarnya sering menyumbang, bahkan membangun banyak sekali rumah ibadah yang megah, sekolah-sekolah bertema agama, dan berbagai kegiatan keagamaan. Allah tidak buta dik. Sebagian uang itu Om gunakan untuk berjuang di jalan Allah kok. Lagi pula, Oom setiap tahun selalu berangkat haji. Pokoknya lebih banyak pahala. Kira-kira seperti itu, mengerti?”

AKHI: “Ooh, jadi dosanya kehapus ya Oom, karena timbangannya lebih berat pahala?”

ODYDJ: “InsyaAllah”

AKHI: “Oom, lalu gimana dengan perda-perda agama yang memecah belah itu? Dulu Oom paling vokal masalah kebangsaan, kok sekarang malah ikut memecah belah bangsa dengan perda semacam itu?”

ODYDJ: “Dik, kamu tuh ya… oom ini cape abis kamu keluarin abis-abisan, kok ditanya-tanya terus sih?”

AKHI: “Kalo ga dijawab burungnya saya gigit lho…”

ODYDJ: “Hahaha, jangan dong. Gini deh, saya jawab, tapi kamu emut-emut yaa”

AKHI yang memang ekstra hot langsung mulai mengemut.

ODYDJ: “Dik, jangan menutup mata. Mmmh” otak ODYDJ mulai kekurangan darah, sebagian aliran mulai mengalir ke arah kepala yang lain. “Sebagian rakyat juga ada yang ingin…. aaahh… enak sayang.” OODYDJ semakin sulit berpikir. “Se… sebagian rakyat…. juga ingin bangsa ini terpecah-belah. Banyak yang ingin mendirikan negara agama sendiri-sendiri. … ooh… Jadi sekarang, anggaplah saya ini mewakili merekaaargh.”

Tak terdengar kata-kata lagi, hanya desahan, kadang tawa kecil AKHI yang penuh nafsu.

Paginya sebuah email berubah menjadi gelombang, melesat melalui udara. Kemudian berubah jadi cahaya dan menjalar penuh nafsu dalam kabel serat kaca milik XL, perusahaan yang konon seluruh sahamnya dimiliki Malaysia. Mendadak berubah lagi kedalam gelombang GPRS… Dan langsung menghujam pada sebuah ponsel busuk seorang blogger terlaknat. Sebaris kata-kata terbaca: “Nyet, ini cerita asik dari pasien gw kemaren, gw attach.”

Sabtu, 12 Februari 2011

Pelanggan Pelacur di Cirebon 14 Ribu Orang

Jumlah pelacur di Kabupaten Cirebon meningkat. Bahkan jumlah pelanggannya pun sudah menembus 14 ribu orang.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Bagian Kesra Kabupaten Cirebon, Deni Agustin. Menurut Deni, saat ini jumlah pekerja seks komersial (pelacur) di Kabupaten Cirebon yang tercatat sebanyak 3.000 orang.

"Dari jumlah tersebut ternyata jumlah pelanggannya sudah mencapai 14 ribu orang," katanya. Ini berarti, setiap harinya selalu terjadi transaksi seksual di tempat-tempat lokalisasi maupun lokasi lainnya. Baik jumlah pelacur maupun pelanggannya yang tidak tercatat menurut Deni bisa saja lebih.

Kondisi seperti ini, lanjut Deni, berpotensi besar terhadap penularan HIV/AIDS di kalangan pelacur maupun pelanggannya.

Saat ini penderita HIV/AIDS di Kabupaten Cirebon yang tercatat sudah mencapai 493 orang. "Tetapi tidak menutup kemungkinan jumlah yang tidak terdata justru lebih besar," katanya.

Karena itu, lanjut Deni, pihaknya melalui instansi terkait terus berupaya untuk memberikan pemahaman kepada pelaku seks bebas mengenai bahaya penularan HIV/AIDS melalui hubungan seks bebas.

"Walaupun sebenarnya penularan HIV/AIDS bisa juga melalui penggunaan jarum suntik secara bersama-sama," katanya.

Jumat, 11 Februari 2011

Mucikari Buru ABG Labil

Tri Kurniawan - Okezone
Ilustrasi (Foto:okz)

JAKARTA- Tren pelaku bisnis prostitusi melalui jaringan intenet saat ini semakin berubah. Pelaku yang biasanya menawarkan wanita pemuas nafsu berumur 20 tahun keatas sekarang berubah umur 18 tahunan kebawah.

"Para pelaku yang biasanya menawarkan wanita-wanita berusia di atas 20 tahun kini mengubah dengan menawarkan wanita dibawah 18 tahun," terang Kasat Cyber Crime Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya AKBP Hermawan kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (21/1/2011).

Menurutnya itu dikarenakan, kebanyakan peminat bisnis esek-esek lebih tertarik dengan jasa pemuas nafsu lebih muda.
Kesempatan ini rupanya dimanfaatkan mucikari.

"Mereka juga mencari korban lewat facebook, dan kebanyakan mereka mencari anak-anak sekolah yang jiwanya masih labil," terangnya.

Dia juga mengakui semakin kesulitan menjerat pelaku bisnis seks lewat internet, saat ini pelaku semakin mudah untuk membuka dan menutup jaringannya.

"Terkadang mereka mengetahui bila sudah diintai dan situs tersebut tidak aktif lagi," cetusnya

Kamis, 10 Februari 2011

Cara Menikmati Jajanan Seks di Kota Medan

Berdasarkan cerita teman saya yang berasal dari Surabaya, Bandung, Solo, Jogya, dan Jakarta di mana kota-kota ini sangat terkenal dengan dunia esek-eseknya alias jajanan sex, kemudian dibandingkan dengan cerita beberapa teman di Kota Medan, menghasilkan kesimpulan bahwa Kota Medan sangat professional di dalam urusan sahwat jajanan sex ini. Ini juga berdasarkan beberapa kunjungan reportase saya di beberapa tempat rekreasi dan seputar kota medan.

Cerita ini sebenarnya berawal dari kantor saya yang berdekatan dengan kawasan ‘lampu merah’ jajanan sex di Jalan Iskandar Muda antara Mall Ramayana sampai Mall Medan Plaza. Bagi anda seorang wanita jangan coba mangkal, misalnya menunggu seseorang, di kawasan ini di malam hari karena bisa saja para lelaki hidung belang menganggap anda seorang pelacur yang menunggu tamu. Kawasan ini memang terkenal di Kota Medan para penjaja sex dengan cara freelance, maksudnya para wanita melakukan aksinya tanpa germo atau sejenisnya, mereka datang entah dari mana silih berganti, dan mereka juga umunya tidak saling mengenal, istilah saya begitu mudah, begitu praktis, begitu nyata, karena seorang wanita yang ingin melakukan transaksi sexual cukup modal keberanian saja mangkal di seputaran jalan ini, tidak perlu malu-malu, toh sudah banyak juga yang lagi mejeng di bawah terang benderang sinaran lampu jalanan dan front pertokoan.

Btw, sebelumnya perlu saya sampaikan, bahwa saya sangat tidak setuju menggunakan istilah PSK (pekerja sex komersial) bagi para perempuan penjaja sex ini, konotasi perempuan PSK bagi masyarakat selama ini, di mana di berbagai tulisan media juga menggunakan istilah PSK ini, seolah-olah kita atau masyarakat secara latah atau tidak sengaja menganggap ini sebagai profesi legal. Jika para pelacur ini kita sebut Perempuan Pekerja Sex Komersial, berarti isteri-isteri di rumah tangga atau isteri resmi karena pernikahan bisa berkonotasi mereka jjuga pekerja sex tapi non komersial, non komersial bisa karena hanya melayani suaminya saja atau juga plus melayani selingkuhannya. Jadi saya lebih sepakat memakai istilah ‘pelacur’, ‘penjaja sex’ atau prostitusi atau bisa lebih kasarnya ‘penjual daging mentah’.

Penghalusan penyebutan ‘pelacur’, penjaja sex, atau prostitusi menjadi atau di sebut PSK ini juga mengindikasikan bahwa masyarakat kita terutama pihak pemerintah selama ini sangat permissive dan apatis menanggapi persoalan amoralitas ini.

Hampir semua hotel di medan kecuali beberapa yang memberi perhatian khusus, terutama hotel melati,bintang 1 dan 2 tidak steril dari para penjaja sex ini, yang berbeda Cuma caranya saja ketika para duren bergincu ini datang mengunjungi tamu di hotel. Ada melalui penawaran dari bell boy hotel, ada juga di waktu telat malam wanita penjaja sex ini mengetuk pintu kamar hotel, sepertinya mereka tahu atau dapat informasi anda tamu hotel yang datang tanpa pasangan.

Jika anda seorang lelaki hidung belang yang doyan jajanan sex berkelas, anda mungkin malu dan risih hunting wanita penjaja sex freelance di jalan iskandar muda itu, maka alternatifnya anda bisa memilih di tempat-tempat diskotik dan karaoke. Nyaris semua di kedua tempat tersebut jika anda datang berkunjung tanpa pasangan wanita, maka serta merta seseorang akan datang menawari anda, “bang mau cewek gak ?”.

Wanita-wanita penjaja sex ini akan menemani anda selama menikmati diskotik dan karaoke selama 2 hingga 3 jam, kalau cocok harga bisa lanjut sk (sewa kamar). Malah beberapa tempat karaoke berfasilitas lengkap dan berkelas, eksekusi kepada teman wanita sewaan tersebut, sekali lagi kalau cocok harga, bisa dilakukan di dalam kamar tempat karaoke tersebut.

Kita bergeser ke tempat rekreasi di beberapa pinggiran kota medan, ditempat rekreasi ini menyediakan ‘rumkit’ alias ‘rumah kitik-kitik’, tempatnya bervariasi, ada yang seadanya kamar atau ruang yang terbuat dari beberapa spanduk bekas tetapi cukup aman dari jangkauan public ketika melakukan indohoy atau asik-masuk esek-gesek dengan pasangan anda. Ada juga dalam bentuk kamar permanen, rumkit ini tarifnya antara 5 ribu sampai 20ribu, karena tempat ini hanya buka di siang hari jadi para pengunjung harus datang dengan pasangan masing-masing.

Bergeser lagi sedikit ke luar Kota Medan menuju berastagi sebelum tempat lokasi jambore nasional, akan ditemukan tempat prostitusi paling terkenal dan kolosal, nyaris semua orang medan atau sumut mengenalnya yaitu kelurahan bandar baru yang masuk wilayah kabupaten karo kecamatan brastagi.

Ditempat ini baik siang dan malam anda tidak menemukan para wanita penjaja sex itu, Bandar baru ini lokasinya menyerupai puncak cisarua bogor termasuk cuacanya. Bandar baru ini terdapat beberapa villa terutama ratusan hotel-hotel melati. Tinggal pilih sesuai isi kocek masing-masing, penginapan mana yang dituju, setelah beberapa saat di dalam penginapan dan anda tamu tanpa pasangan wanita seseorang ‘anjelo’ (antar jemput lonte) akan datang menawari wanita penjaja sex. Negosiasi bisa dilakukan dengan para penjaja sex itu yang diantar oleh anjelo, jika tidak selera anjelo siap mendatangkan yang lain sesuai pesanan macam mana rupanya. Berapa tarif para wanita penjaja sex ini diluar tip buat anjelonya, hanya dikisaran 50ribu – 200ribu untuk sekali eksekusi coz coy.

Ini bukan rumor, isu dan gossip, untuk mengetahui informasi seperti yang saya tulis di atas, anda tidak perlu capai-capai datang ke lokasi, seorang tukang betor (becak motor atau becak mesin) yang sudah lama di kota medan mengetahui semua informasi di atas.

Maraknya prostitusi di kota medan ini berkorelasi positif atau pada fakta lain membuktikan yaitu tingginya pengidap penyakit dampak transaksi sexual virus HIV Aids di kota medan dan sumut. Dalam kurun waktu empat bulan dari April sampai Juli 2009, ditemukan sebanyak 291 kasus baru penderita Human Immunodefisiency Virus/Acquired Immuno Defesiency Syndrome (HIV/AIDS) di Kota Medan.

Kota Medan menjadi daerah terbanyak memiliki penderita HIV/AIDS di Sumatera Utara. Dari 1994 hingga 2009, tercatat 1810 penderita yang tertular melalui hubungan seks bebas dan pemakaian jarum suntik bergantian.

“Jumlah tersebut telah disurvei oleh tim dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumut, sedangkan yang tersembunyi diperkirakan mencapai 11.000 orang,” kata kepala seksi Pencegahan Penyakit Menular Langsung Dinkes Sumut, Sukarni,

Dari temuan Dinkes Sumut tersebut, 820 orang pengidap HIV positif dan 990 orang terjangkit AIDS, jumlah ini tersebar di 21 kabupaten/kota dan kota Medan menduduki rangking teratas menyusul Deli Serdang. Jumlah penderita HIV/AIDS di kota Medan 1.242 kasus dengan perincian HIV 604 kasus dan AIDS 638 kasus, Deli Serdang 170 kasus (84 HIV dan 86 AIDS).

Disebutkan, mayoritas usia pengidap HIV/AIDS rentan pada usia 20-40 tahun sebanyak 1..005 dengan faktor risiko penularan didominasi hubungan seks yang beresiko dan pemakaian narkoba dari jenis suntikan. Jumlah ini sesuai data Dinkes Sumut hingga Agustus 2009 dan dari jumlah tersebut penderita mayoritas laki-laki sebanyak 1.446 orang, perempuan 346 orang.

Secara nasional pelanggan wanita pekerja seks (WPS) dinilai masih mendominasi golongan risiko terkena Human Immunodeficiency Virus/Aquired Immuno Deficiency Syndrome (HIV/AIDS). Diperkirakan jumlahnya 3,14 juta orang di Indonesia.

Demikian Kadis Kesehatan Sumut dr. Candra Syafei, SpOG melalui Manager Global Fund Dinas Kesehatan Sumut Andi Ilham Lubis kepada di ruang kerjanya, Rabu (26/8). Malah sebenarnya, kata Andi, tidak saja pelanggan WPS yang berisiko tapi juga pasangan pelanggan tersebut. Dampak yang ditimbulkan selanjutnya adalah sekitar 1,8 juta pasangan pelanggan WPS juga ikut tertular HIV/AIDS.

Tingginya angka estimasi ini didasarkan pada besarnya peningkatan kasus HIV/AIDS di Indonesia dari tahun ke tahun. Terhitung sejak pertama kali ditemukan di Indonesia tahun 1987 hingga 2009, kasus HIV/AIDS telah mengalami peningkatan hingga 5.000 kali lipat. Sebagaimana dilaporkan Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PPM&PL) Departemen Kesehatan RI per 31 Maret 2009, pada tahun 1987 ditemukan 5 kasus. Jumlah ini meningkat 5.000 kali lipat menjadi 23.632 kasus di tahun 2009. (sumber diolah copas dari pemberitaan analisa dan waspada online).

Nyata, seribu cara menikmati jajanan sex, begitu mudah begitu praktis, semudah laptop anda pun terserang virus mematikan jika bermain-main dengan transaksi jajanan sex.

Rabu, 09 Februari 2011

Bisnis Layanan Seks Hotel di Malang

Sebenarnya sebelum tahun 2000, bisnis penyaji layanan esek-esek di Malang Raya di luar komplek (sebutan lokalisasi) sudah menjamur. Bahkan, usaha ini sudah dikelola secara profesional. Artinya, germo alias pemilik usaha ini tidak perlu menampung wanita piaraanya di markas mereka, orang awam menyebut bordil. Namun cukup memegang alamat dan telepon serta foto wanita penghiburnya.

Pihak tamu cukup pesan pada sang germo, dan kemudian kiriman pun diantar ke hotel yang dituju. Tarif layanan pun juga sudah berkelas halnya yang pernah ada di Jalan Jakarta, Jalan Trunojoyo, Tlogomas maupun di Jalan Arjuno, Batu. Sementara untuk tarif dibawahnya, bisa mendapat wanita-wanita yang biasa mangkal di Hotel Garuda maupun Hotel Jakarta. Pengelolahnya pun tak harus sembunyi-sembunyi, karena rumah bisnis tersebut begitu populer sampai-sampai oknum-onum polisi tak sungkan setiap harinya tongkrongan di tempat ini.

Pengelolaan bisnis tersebut, sekarang ini tak beda jauh dengan saat itu. Yang membedakan, sekarang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Kamis malam lalu sekitar pukul 20:30, Malang Post sengaja bertandang ke sebuah hotel kelas melati di kawasan Blimbing. Seorang petugas security setempat, mengungkapkan beberapa fakta tamu-tamu hotel yang membutuhkan layanan prostitusi.

Lokasi hotel tempat kerja satpam itu, lokasinya sedikit tersembunyi dari jalan raya. Walaupun begitu untuk mencari hotel ini tak begitu susah. Bangunan hotelnya cukup bagus, dilengkapi kantor security di pojok kanan berisi seroang satpam untuk setiap shiftnya.

” Di hotel ini kalau ada tamu butuh kodew (wanita), bisa langsung minta ke operator. Nanti mereka (operator) akan mencarikan kodew, dengan kondisi seperti pesanan. Di hotel ini memang melarang mereka (wanita penghibur) mangkal, karena takut digerebek sedang gencar-gencarnya,’’jelas satpam yang sudah bekerja di hotel itu sejak 1999 ini.

Setelah ada pesanan, operator akan segera mengirim wanita sesuai pesanan. Jika tidak sesuai dengan harapan, wanita boleh dikembalikan dengan kompensasi ongkos taksi sekitar Rp 50.000. Jika ada stok, pemesan bisa mendapatkan pengganti rentang 15 menit. Namun jika stock lagi kosong, tamu akan dibiarkan menganggur hingga ada stock berikutnya.

Karena itulah satpam berinisial H ini menyarankan, agar tidak nganggur tamu bisa dibawakan lebih dari satu wanita. Sehingga bisa memilih, dan wanaita yang tidak dikehendaki bisa keluar kamar dengan tetap membeli imbalan ongkos taksi.

Namun belakangan ini setelah gencarnya grebekan, praktek jasa esek-esek untuk tamu hotel mengalami perubahan jam layanan. ”Sekarang pesannnya harus di bawah jam 8 malam. Kalau terlalu malam, jelas rawan belum lagi wanitanya juga akan pulang kemalaman,’’beber H.

Ditengah percakapan, H lantas menunjuk seorang wanita cantik berusia sekitar 20 tahun, yang baru keluar dari kamar hotel kelas delux. Menurut H, cewek itu adalah free lance di hotelnya yang paling sering dipesan dengan tarif kencan Rp 500.000. Dengan mengendarai sepeda motor Mio putih, cewek itu mengenakan baju sopan walaupun tetap menunjukkan keseksian tubuhnya.’’Untuk yang cewek satu ini, saya nggak pegang nomor hp nya,” ujar H seolah menyesal.

Pasokan cewek di hotel tersebut, bertarif Rp 300.000 hingga Rp 500.000. Tergantung dari bagus tidaknya dari yang dipesan. Indikator itu bisa dari tubuh, wajah, ataupun layanan mereka. Untuk harga Rp 500.000 ke atas, H lantas menyebut beberapa hotel berkelas di Malang, sebagai tempat cewek seharga itu melayani tamu. ” Mau cari yang seharga itu, ya bisa cari di hotel-hotel tersebut tinggal pesan pada satpamnya,’’ungkap H.

Tarif yang dipatok, memang harga untuk short time dengan waktu antara 2 hingga 3 jam. Tapi jika pelanggan ingin lebih lama, harga bisa langsung dinego dengan cewek penghiburnya. Sementara untuk harga sewa kamar di hotel tempat H bekerja, tergolong murah. Untuk kamar biasa dengan fasilitas bath tub dipatok Rp 100.000 per enam jam. Sedangkan kamar deluxe, dengan fasilitas lebih langkap seharga Rp 120.000. Lokasi kamarnya dibangun dengan bentuk motel. Yaitu ada garasi dibawah, di atasnya baru kamar. Tujuannya, mobil tamu dan penumpang cewek bisa langsung ke garasi, dan tamu masuk kamar lewat jalan tembus di garasi.

Sejak sering ada razia, menurutnya, banyak PSK yang pilih jadi free lance. ‘’ Tapi ada kebaikan jika menggunakan Germo, karena pesanan yang diminta tamu kwalitasnya lebih terjamin,’’papar satpam yang punya tinggi badan 170 Cm ini. (*) (mp-1/malangpost)

Selasa, 08 Februari 2011

Ketika Prostitusi Mulai Di Kelola Dan Di Bisniskan Oleh Pemerintah di Batam

Tarif para pekerja seks komersial (PSK) bisa jadi akan segera naik. Soalnya, DPRD Batam sudah memikirkan untuk mengenakan pajak kepada mereka.

Langkah ini untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Sasarannya tentu saja ribuan PSK yang terdata di kota ini terutama di panti-panti rehabilitasi yang pada kenyataannya berubah menjadi lokalisasi.

Ide pajak PSK ini disampaikan anggota Komisi I DPRD Riki Syolihin. Ia meminta Pemko Batam segera menyampaikan ranperda terkait pengenaan pajak kepada PSK di Sintai sebesar 10 persen dari tarif sekali short time atau kencan singkat.

“Kami melihat ini potensi besar. Alasan kami mengajukan ini karena lokasi itu sudah diberikan Pemko Batam secara resmi. Kami berpikir lokasi yang sudah resmi patut dipungut pajaknya. Agar ini tidak menyalahi aturan lebih baik Pemko mengusulkan ranperdanya untuk kami bahas. Memang usulan ini akan pro dan kontra, tapi apabila dikelola dengan baik tentu akan bisa meningkatkan PAD untuk pembangunan Batam,” jelasnya, Jumat (12/2).

Ide itu juga berawal dari kunjungan kerja Komisi I ke Sintai, beberapa waktu lalu. Di panti rehabilitasi yang terletak di Teluk Pandan, Tanjung Uncang ini ada sebanyak 40 bar. Jumlah PSK-nya sekitar 1.200 orang.

Bahkan Riki sudah menghitung potensi pajak dari PSK ini. Menurutnya, jika 1.200 PSK itu dikenakan pajak sebesar 10 persen saja, maka Pemko akan dapat Rp 15 ribu dari Rp 150 ribu tarif sekali short time. Jika selama setahun dikenakan pajak, maka potensi PAD dari lokasi Sintai sebesar Rp 6,4 miliar.
Sementara itu Ketua Komisi I Basri Harun menambahkan, setelah melihat secara langsung di Sintai, ternyata lokasi itu baru terisi 40 persen. Dengan demikian lahan tersisa 60 persen.

“Kami berharap semua tempat PSK disatukan di sana agar bisa membinanya. Begitu juga dengan rencana mengenakan retribusi bisa dilakukan apabila sudah ada Perdanya,” tambahnya.

Ide lama

Ide mengenakan pajak terhadap PSK bukan barang baru. Sebelumnya mantan Kepala Dinas Sosial dan Pemakaman, Syuzairi pernah menyampaikan keinginan tersebut. Namun belum sempat terealisasi, ia sudah digantikan oleh M Syahir.

“Di Sintai banyak bar yang sama dengan karaoke di Jodoh dan Nagoya. Tapi tidak dipungut pajak. Padahal potensinya cukup besar dan mereka mau dikenakan pasak asalkan mereka dilegalkan,” ungkap Syuzairi saat itu.

Syuzairi menyebut ada beberapa persoalan dari segi aspek legalitas dan aspek payung hukum. Untuk itu perlu dilakukan kajian secara akademis termasuk studi banding ke daerah lain. Bila mengacu kepada penjualan miras di Sintai yang sangat banyak, namun hingga kini tidak bisa dipungut pajaknya karena tidak diberikan izin. “Kami berharap pemko bisa memberikan izin tempat hiburan di sana, agar pengusaha bar bisa mengurus izin. Saya heran penjualan miras di Sintai hampir sama harganya dengan bar di Jodoh dan Nagoya, tapi mereka tidak dipungut pajak karena tidak diperbolehkan mengurus izin.

Jika dilegalkan, ada dua potensi yang bisa kita pungut yakni, aspek perizinan dan pajak miras,” papar Syuzairi.

Bahkan ia menyebut terlalu banyak yang munafik, sehingga pengurusan agar lokasi itu legal mengalami kesulitan. Berbeda dengan Malaysia dan Singapura yang bisa mengelola perjudian dan tempat lainnya dengan baik sehingga menambah pendapatan negara tersebut.

“Kita di sini bilang tidak boleh, tapi mengharapkan penjudi dari negara sebarang datang berbelanja mau. Inilah herannya. Karena tidak boleh, oknum yang jadi kaya karena mendapat setoran. Saran saya lebih baik dilegalkan agar uang pajak dari sana bisa masuk ke kas daerah. Kami berharap lokasi itu bisa digali potensi PAD-nya, dengan catatan pemerintah memberi perhatian,” sebut Syuzairi yang saat ini menjabat staf ahli wali kota. tribunbatam

Senin, 07 Februari 2011

Gang Sadar : Pusat Prostitusi Purwokerto

Purwokerto bukan seperti kota besar seperti semarang, surabaya ataupun kota besar lainya, tapi purwokerto punya kesamaan dengan kota tersebut yaitu daerah PROSTITUSI yang terorganisir dan terpusat dan hal ini sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat purwokerto kalau di semarang ada Sarkem (pasar kembang) di surabaya ada Doly maka di purwokerto tak kalah saing ada GANG SADAR.

Letaknya yang berada di kawasan pariwisata Baturaden yang behawa dingin seperti puncak bandung membuat Gang Sadar cepat dikenal. yang pasti kalau kamu berkunjung ke gang sadar kamu akan di sajikan wanita-wanita seksi mengumbar syahwat.

HIV/AIDS Mewabah di Tempat Pelacuran

Ancaman penyebaran virus HIV/AIDS di Jakarta mendekati titik nadir. Maraknya lokasi pelacuran menjadi indikasi kian mewabahnya virus mematikan itu. Pasalmya tempat tersebut ditenggarai sebagai salah satu sarang penyebaran penyakit yang belum ditemukan obatnya tersebut.

Hal itu didukung oleh perilaku seks bebas yang marak dilakukan kelompok masayarakat yang memiliki kontribusi terbesar dalam proses penularan penyakit ini. Terelebih dari data Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Provinsi DKI, saat ini beberapa lokasi prostitusi telah dinyatakan positif terinveksi virus tersebut. Seperti lokasi prostitusi Kalijodo, Rawa Bebek, Perumpung serta Tanah Abang.

Menurut Rohana Manggala, Sekretaris Komisi Penanggulangan HIV/AIDS DKI, dari hasil penelitian pihaknya seluruh lokasi prostitusi tersebut telah mewabah virus HIV/AIDS sekitar 10 hingga 15 persen. “Seperti di Kalijodo, 12 persen dari sekitar 3000 pekerja seks yang ada di lokasi tersebut telah positif HIV/AIDS,” ujar Rohana, saat dihubungi melalui telepon, Selasa (19/1). Artinya, tidak kurang dari 360 pekerja seks di lokasi ini telah terjangkit virus tersebut.

Jumlah ini diungkapkan Rohana, belum ditambah dengan lokasi prostitusi di wilayah lainnya dan pekerja seks biasa mangkal di pinggir jalan yang jumlahnya diprediksi mencapai puluhan ribu orang.

Sementara dari data terkahir, lembaga ini mencatat terdapat 2.819 penederita HIV/AIDS di DKI. Angka tersebut menempatkan Jakarta sebagai peringkat ketiga dengan jumlah penderita terbanyak secara nasional di bawah Jawa Barat dan Jawa Timur.

Meskipun dari segi posisi menurun yang sebelumnya berada di urutan kedua namun angka penderita meningkat 1 orang dalam kurun waktu tiga bulan. Mengingat virus tersebut sampai saat ini belum ditemukan obatnya, sehingga dimungkinkan jumlah penderita akan terus bertambah jika tidak ditanggulangi melalui pencegahan dini.

Secara terpisah John Alu Bwaman, Kabid. Promosi dan Penvegahan Komisi Penanggulangan HIV/AIDS, menerangkan berbagai langkah telah dilakukan pihaknya dalam upaya pencegahan terhadap penyebaran virus ini. Diantaranya membentuk kelompok kerja di seluruh wilayah kantung prostitusi. Kegiatan ini memberikan penyuluhan terhadap pelaku seks komersil untuk sadar akan penyakit tersebut. Diantaranya sosialisasi penggunaan alat pengaman seperti kondom. Bahkan John mengatakan dalam kelompok kerja ini juga dibagikan kondom gratis untuk mereka.

Bukan hanya melalui seks bebas, namun endemi virus HIV/AIDS tertinggi penularan melalui penggunaan jarum suntik. Sedikitnya 71 persen dari total penderita virus ini diketahui tertular akibat penggunaan Napza jarum suntik. Sedangkan melalui transmisi seks hanya sekitar 23 persen dan sisanya dari perinatal maupun yang tidak diketahui.

Diakui John dalam masalah jarum suntik ini, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian, Dinas Kesehatan dan Satpol PP. Langkah tersebut ditempuh lantaran sebelumnya kerap terjadi kesalahpahaman antara instansi penegak hukum terkait masalah penggunaan jarum suntik. “Dulu petugas kami kerap berurusan dengan polisi jika tengah membagikan jarum suntik steril karena dianggap mendukung kegiatan pengguna obat terlarang,” ujar John.

Namun masalah tersebut telah teratasi dengan disepakatinya perjanjian antara instansi terkait. Diantaranya dengan mengizinkan pembagian jarum suntik dengan menyertakan surat keterangan. “Kami mencoba memisahkan antara pencegahan dengan masalah tindak criminal penggunaan narkobanya,” tandas John.

Menanggapi tinggi jumlah penderita HIV/AIDS, Baby Jim Aditya, Direktur Club Partisan Kemanusiaan, mengatakan penanganan masalah penyebaran virus ini hanya dapat dilakukan melalui bimbingan perubahan perilaku. Selain itu optimalisasi sosialisasi harus dilakukan bukan hanya di tataran pekerja seks melainkan secara keseluruhan hingga ibu rumah tangga.

Lebih lanjut dikatakan Baby, belum optimalnya sarana dan prasarana pelayanan juga yang disediakan untuk penanganan penyakit ini juga dituding sebagai salah satu penyebab menjalarnya virus ini. Terutama bagi masyarakat yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Di Jakarta Utara tercatat sebayak 90 warga mengidap virus HIV/AIDS. Berbagai factor disebabkan menjangkitnya virus tersebut seperti pemakaian narkoba dan hubungan seks bebas.

“Jumlah itu dari bulan Januari sampai Juni 2009. Kalau yang Juni sampai sekarang belum ada datanya,” ujar Kasudin Kesehatan Jakarta Utara, Dr Kurnianto, kepada Pos Kota, kemarin. Namun ketika ditanya tentang jumlah para WTS di Jakarta Utara yang mengidap penyakit HIV, tidak mau menjawab terus terang.

”Saya nggak bisa memberikan penjelasan secara rinci, apalagi nama dan alamatnya. Karena termasuk yang harus dirahasiakan,” ujarnya.

Minggu, 06 Februari 2011

PERJAKA KU DIGARAP JANDA



Kisah ini Ketika Aku masih duduk di bangku SMU, kira-kira 2000 awal.. sebut saja aku roby yg pda saat itu berusia 19 tahun, dan janda itu mirna 27 tahun dengan body yg mulus dan payudara 36C.. Aku yang semula hanya biasa-biasa saja bersikap pada janda itu. karena kami sering berpapasan di jalan dan bertegur sapa, muncul ide iseng yang sering kuangan-angankan kalo bertemu dengan dia.
pada awalnya aku hanya bercerita biasa, namun dia mulai menanggapi dengan tanggapan yang genit, ketika kami sedang duduk berdua saja malam itu di dalam rumahnya, ternyata mati lampu, segera saja aku menawarkan untuk menyalakan lampu teplok.
setelah aku menyalakannya, dia langsung permisi hendak mandi, tak lama lampu pun padam karena tak ada minyak nya.. lalu aku bertanya dimana dia taruh minyak lampu, lalu dia berkata di kompor masih banyak minyak nya, ambil saja.. Akupun mengambil kompor dan menuangkan kedalam literan, tak kusangka dia datang dengan hanya handuk yg melilit tubuh nya,, aku sempat terperangah melihat payudaranya yg berukuran 36Citu. lalu dia jongkok didepan ku,, aq jadi alah tingkah, tanpa sengaja kulihat gundukan hitam dibalik hamduk diantara selangkangannya..
allamak,, lebat nian bulu jembutnya,, aq terus saja memperhatikan,, sampai2 aku tak sadar kalo perbuatanku diketahuinya.
Lalu dia berkata, apa yg kamu lihat,,?
eh,, anu itu.. jawabku
anu apa..? kamu lihat punya saya ya,,? MAu..?
aku terdiam dan hanya mengangguk sedikit takut.. setelah melihat itu dia melangkah ke kamarnya dan tidak beberapa lama dia memanggilku,, mas sini sebentar.. akupun bertanya2, apa maksudnya..?
lalu aku menjawab,, ada apa.. rapi dia diam saja,,
sekali lagi dia memangil masuklah, aku udah pake baju kok, katanya. Lalu aku masuk dan tiba2 tanganku ditariknya kedalam, lalu aku lihat dua sudah tak berbusana.. dengan cepat aku menutup pintu kamar, takut ada yg lihat, lalu dia bertanya, tadi lihat ini kan,,? sambil menunjuk pada vagina nya,, aq mengangguk..
Lalu kalo sudah liat mau ngapain,,? aq diam dan dia berkata lagi, sekarang aku mau lihat punya kamu..?
aku diam dan dua langsung memegang punya ku, akupun membuka celana dan bajuku, lalu dya menciumi bibir dan merangsangku.. jujur aku tak tahan, ini pertama kali bagiku.. aku coba mengikuti irama permainannya..? bibir kami saling pagit dan aku mulai mahir mengimbanginya..
setelah agak lama kurasakan becek sekitar vaginanya.. lama2 dua bertahan dan mulai mengajakku untuk memasukkan penisku ke vaginanya,, dia melumuri penisku dengan ludah dahulu,, supaya licin katanya.. lalu dia menyuruhku untuk mulai menggoyang pinggulku,, dan rasa ternikmat baru inilah kurasakan,, dya menjerit kecil ketika penisku yg lumayan masik ke vaginanya,, ahh..ohhh…ohhh enak mas…
akupun mulai bersemangat memompakan penisku…sampai pada 30 menitan aku mulai merasakan sesuatu yg aneh pada penisku,, seolah2 ingin muntah..
aku berkata padanya,, mbak aku ada yg mau keluar,, dia menjawab buang didalam aja,, aku lagi tidak subur.. aku menembakan maniku 3x dalam vaginanya croot…croot..croot.. ahhhhhhhh.. mbak enak banget,, ternyata diapun sudah keluar juga dan kami mengulanginya sampau pagi dengan waktu yg lebih lama dari awalnya..
kini dia telah pergi ke jawa dan kami kehilangan contak..

Seks bikin wanita lebih Seksi

Sebuah penelitian yang dilakukan David Blachflower, pakar ekonomi dari Dartmouth College, dan Andrew Oswald dari Universitas Warwick di Inggris, menyatakan aktif secara seksual terbukti bisa lebih bahagia dibanding makmur secara finansial. Dan, bagi wanita, aktif secara seksual juga akan membuat mereka dua kali merasa lebih seksi.
Blachflower dan kawan-kawan meneliti hubungan antara kebahagiaan dan aktivitas seksual pada sekitar 16.000 orang yang mereka jadikan sampel. Mereka menemukan bahwa seks memberikan pengaruh yang kuat dan positif pada kebahagiaan itu sendiri. Bahkan bisa dibilang seks identik dengan kebahagian. Namun bukan berarti hidup miskin dan aktif secara seksual bisa membuat hidup lebih bahagia dan bermakna.

Sabtu, 05 Februari 2011

Menyusuri Lokalisasi Seks di Jakarta

Jakarta adalah kota yang tidak pernah tidur dari setiap aktivitas manusia, hampir di setiap waktu kita dapat melihat orang melakukan aktivitasnya, tak peduli siang maupun malam. Semua itu dikarenakan berbagai jenis profesi ada dikota ini, dan berbanding lurus dengan jutaan orang yang datang ke jakarta untuk mengadu nasib, meskipun belum tentu mereka mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari apa yang mereka inginkan.

Kehidupan malam dikota jakarta sangatlah mencengangkan,, hampir disetiap bagian dari kota jakarta terdapat tempat prostiusi yang menjadi trade mark masing2 baik dari level atas maupun bawah, seperti yang mungkin kita sering dengar dimulai dari : jakarta utara ada rawa malang (cakung), Royal (rawa bebek), panti pijat, hotel & diskotik (kawasan kota, priuk, pangeran jayakarta & ancol)

jakarta pusat ada lebih banyak berhamburan panti pijat, hotel & diskotik serta kost2an yang juga menawarkan prostitusi (kawasan mangga besar, pasar baru, kemayoran, senen, pasar rumput & harmoni ) bahkan dipinggir jalan hayam wuruk.

jakarta barat juga punya trade mark prostitusi seperti diskotik, hotel & panti pijat ( medika, jelambar, pesing, kedoya) bahkan didaerah pinggir kali pesing dan yang tidak kalah terkenal adalah kalijodo.

jakarta timur juga banyak dari mulai sekitar hotel sentral pramuka, cipinang, jatinegara, prumpung... dan terakhir jakarta selatan yang banyak berhamburan club2 malam seperti didaerah kemang & prostitusi jalanan seperti di mahakan.

Kondom bikin Wanita "tidak nyaman"

Written by Reggina Sexy

Image Jika disuruh memilih antara seks yang aman dan seks yang nyaman, setiap orang pasti tak akan bisa memilih dua di antaranya. Aman iya, nikmat dan nyaman pun oke. Namun bagaimana jadinya jika ternyata seks "aman" bisa membuat wanita depresi?
Riset yang dilakukan peneliti dari State University of New York, Albany, mengemukakan wanita yang berhubungan seksual tanpa pengaman (dalam hal ini kondom), lebih jarang mengalami depresi dibanding mereka yang bercinta menggunakan kondom. Ini membuktikan bahwa semen (cairan mani) mengandung senyawa yang mampu mengubah mood wanita menjadi lebih baik.


15 Istilah Seks Yang bisa Anda ketahui
Written by Reggina Sexy
Image Pernahkan saat hang out dengan teman-teman dan membahas tentang masalah seputar seks dan pola bercinta, Anda tak mengetahui apa yang mereka bicarakan atau merasa kurang familiar dengan istilah yang mereka lontarkan?
Bahkan mungkin saat Anda ngobrol dengan kekasih dan dia meminta sesuatu dengan istilah seks yang terasa asing bagi Anda. Mau bertanya tapi malu ditertawain dan dibilang telmi? Untuk melengkapi wawasan Anda, berikut sebanyak 15 istilah seks yang perlu Anda kenali.



Hubungan Intim Sehat & Berkualitas
Written by Tamara B

Bagaimana cara memanfaatkan hubungan intim dengan waktu efisien namun sehat, berkwalitas dan sahdu? Ternyata wanita lebih banyak berperan. Jelmakan pelampiasan nafsu menjadi sentuhan kasih sayang dan cinta dengan belaian, kata-kata mesra, sehingga ketika siap untuk menikmati puncak intim, tak terlalu menyita tenaga dan waktu.




Sex Drive Thrue
Written by Reggina Sexy
Image Hunting

kesenangan di massage, night club, karaoke atau diskotik, sangat membosankan. Atmosfirnya terlampau pekat dengan dupa-dupa malam. Wanita indekos menjadi sebuah alternatif incaran kenikmatan, lokasi rumahan tidak buram, aura mereka pun masih fresh & bening.

Jumat, 04 Februari 2011

Tempat Prostitusi Masih Marak di Tanah Abang Jakarta Pusat

Meskipun Pemerintah DKI Jakarta melarang tempat hiburan buka selama Ramadan, di sejumlah tempat di Tanah Abang, Jakarta Pusat, tempat hiburan tetap buka.

"Kami cuma tutup 10 hari pertama bulan puasa," kata Vinny, 18 tahun, pelayan sebuah warung minuman keras di kawasan Bongkaran Tanah Abang, atau sekitar 300 meter dari Stasiun Tanah Abang, Rabu lalu.

Di pinggir rel itu, sedikitnya ada 50 warung penjual minuman keras. Tiap warung dipenuhi perempuan sebagai pelayan dan teman minum bagi pengunjung yang seluruhnya laki-laki.

Menurut Vinny, pelayan yang menemani minum mendapat komisi dari banyaknya minuman yang dibeli tamunya. Tapi uang komisi itu kecil jika dibandingkan dengan menemani tamu kencan.

"Satu kali kencan Rp 75 ribu sampai Rp 100 ribu," katanya. Menurut dia, mereka biasa melakukan kencan di bilik tripleks berukuran 2,5 x 1,5 meter dan berlantai tanah yang tersedia di balik deretan gerbong kereta yang tidak terpakai.

Di dalam bilik itu hanya terdapat dipan beralaskan kasur tipis dan seprai putih dan seember air. Biaya sewa bilik itu Rp 10 ribu per jam. "Saya tahu sekarang bulan puasa, tapi saya kan butuh uang," kata wanita asal Subang yang mengaku tidak pernah sekolah itu.

Menurut Vinny, selama bulan puasa, tempat hiburan di Bongkaran buka dengan mengurangi jam buka. Jika pada hari biasa buka mulai pukul 20.00 sampai 03.00, selama bulan puasa buka mulai pukul 22.00 sampai 01.00.

Sony, 43 tahun, salah seorang pelanggan yang sering datang ke Bongkaran, mengatakan sebelumnya lokalisasi itu merupakan warung semipermanen. "Tapi, setelah dibongkar Tramtib (petugas Ketenteraman dan Ketertiban) satu bulan lalu, kini hanya pakai tenda," ujarnya.

Kepala Kepolisian Sektor Tanah Abang Komisaris Budiyanto menyatakan tempat hiburan malam itu ilegal. "Kami operasi hampir setiap malam," katanya. Namun, setiap kali operasi digelar, pemilik warung beserta anak buahnya selalu dapat meloloskan diri.

Hal itu dibenarkan Vinny. "Terakhir kami digerebek dua hari lalu," ujarnya. Saat itu, kata dia, aparat sudah berada di atas jembatan layang. Mereka melakukan razia pedagang dan wanita malam yang biasa mangkal di sana. "Melihat itu, kami langsung bubar," kata Vinny.

Kawasan bongkaran diapit oleh dua tembok beton di sisi kanan dan kirinya. Pintu masuknya ada dua, yaitu melalui tangga kayu curam dari jembatan layang dan jalan tanah melalui bantaran Kali Banjir Kanal Barat.

Di seberang Bongkaran ada kawasan yang disebut Kayumati, tepatnya di sisi barat Jalan Jati Bunder, Kelurahan Kebon Kacang, seberang Pasar Tanah Abang. Di tempat itu juga ada puluhan warung remang-remang yang menyediakan puluhan pekerja seks komersial.

Menurut Sony, selama bulan puasa, dua tempat hiburan itu masih buka. Sehingga tak sulit bagi pria hidung belang yang ingin mencari pekerja seks komersial. "Saya sering datang ke sini," ujarnya

GEMERLAP DUNIA HIBURAN MALAM

Suara house music berdentam keras. Ruang diskotek di kawasan
Hayam Wuruk, Jakarta, Sabtu (14/7) dini hari, disesaki pengunjung.
Asap rokok, narkoba, dan minuman beralkohol menjadi bagian dari dunia
hiburan malam.

Perempuan-perempuan berpakaian seksi berseliweran, menunggu tamu
yang datang. Di diskotek itu sebagian perempuan berasal dari kota-
kota di Jawa Barat, bahkan dari Kalimantan.

Di antara ingar-bingar house music yang memodifikasi lagu-lagu
Jablai hingga SMS dan remang-remangnya ruang diskotek, beberapa pria
terang-terangan menawarkan obat-obatan terlarang kepada pengunjung.
Perilaku itu tentunya sangat ironis, mengingat di dekat pintu masuk
terpampang spanduk bertulisan antinarkoba.

"Hampir semua perempuan di sini suka menggunakan inex, menemani
tamu," ungkap Miki (bukan nama sebenarnya), seorang pekerja malam.
Perempuan berusia 19 tahun itu mengaku baru delapan bulan tinggal
di Jakarta. "Saya pernah sekali pakai inex (sebutan lain ekstasi),
tapi kapok. Setelah pakai inex, saya tidak bisa kerja selama dua
hari," papar Miki yang kos di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat.
Perempuan asal Kalimantan itu sempat bekerja di diskotek di kota
asalnya, Pontianak, sebelum bersama dua temannya datang ke Jakarta.

Kirim uang
Meski mengaku dirinya sebagai anak bandel, Miki tetap mengirim
uang kepada orangtuanya di Pontianak sekitar Rp 500.000 setiap
bulan. "Ibuku setiap hari membawa cangkul," ujarnya seraya
menceritakan pekerjaan sang ibu. Ia menambahkan, "Tapi, ibu tidak
tahu saya bekerja di diskotek. Ibu hanya tahu saya bekerja di
Jakarta."

Setiap bulan Miki mengaku mendapat sekitar Rp 2 juta dari
pengelola diskotek. Namun, penghasilan paling besar tentu saja adalah
tip yang diperoleh dari tamu yang ditemani. Baginya tak ada hari
libur. Setiap hari ia bekerja mulai dari pukul 19.00 sampai pukul
07.00. "Tamu banyak datang pada Rabu malam, Jumat malam, dan Sabtu
malam. Pada hari-hari itu saya bisa menemani empat sampai lima tamu
semalam," ucapnya.

Miki mengaku belum ada pilihan bekerja di tempat lain. "Saya
hanya lulusan SMA di daerah. Paling-paling gaji saya di bawah satu
juta atau sekitar satu juta (rupiah) kalau bekerja di kantoran,"
katanya. Dunia malam memberinya banyak uang.

Heppy (18), pekerja malam lainnya, mengaku bahwa ia adalah putri
seorang polisi di Bandung. Awalnya, ia bekerja sebagai penari di
diskotek di kota tersebut. Tentunya, tidak diketahui orangtuanya.

Setiap kali menari, dari tamu-tamu yang royal, ia mendapat tip
sedikitnya Rp 250.000. Digabung dengan upah dari pengelola diskotek,
ia mendapatkan uang Rp 350.000 semalam. Ayah dan ibunya hanya tahu ia
bekerja di sebuah restoran.

Meski bekerja di diskotek menemani tamu, Heppy mengaku tidak
pernah mencoba ekstasi. Ia tidak ingin menanggung efek samping dari
penggunaan ekstasi, seperti fisik terlihat kusut, wajah pucat, dan
mungkin juga perasaan paranoid. Hal-hal itu dapat mengundang
kecurigaan orangtua.

"Apalagi ayah saya seorang polisi, bisa mampus saya," ujar
Heppy, yang tinggal di mes di Mangga Besar.

Terjerat kemiskinan
Ada berapa banyak perempuan muda seperti Miki dan Heppy di
Jakarta? Mereka bekerja hanya saat matahari sudah tenggelam, di
tengah ingar-bingar house music, asap rokok, narkoba, alkohol,
bertemu dengan lelaki hidung belang. Mereka tidur saat matahari
terang benderang. Begitulah setiap hari, entah sampai kapan mereka
bertahan.

Sebagian terlahir dari keluarga yang sejak kecil dijerat
kemiskinan, tak sedikit berasal dari keluarga terpelajar, tetapi
kurang mendapat perhatian orangtua. Ada yang pernah mencoba ekstasi,
tapi kapok. Ada yang sama sekali tidak mau menyentuhnya karena tahu
dampak buruk yang dibawanya. Namun, siapa yang bisa menjamin mereka
mampu bertahan dari godaan itu?

Di tengah situasi orang sulit mencari pekerjaan dan mendapatkan
penghasilan, perempuan seperti Miki dan Heppy berpikir pragmatis.
Dalam situasi biaya pendidikan semakin mahal dan orangtua tak mampu
menyekolahkan anak ke pendidikan tinggi, banyak anak muda frustrasi
dan mencari jalan pintas.

"Kalau orangtua mampu membiayai kuliah, mungkin jalan hidup saya
berbeda. Mungkin saya tidak terjerumus ke dunia ini," kata Miki.
Namun, Miki tak mampu mengubah jalan hidupnya. Ayahnya sudah
sakit-sakitan, hanya di rumah. Ibunya setiap hari membawa cangkul dan
menggali pasir untuk dijual dengan pendapatannya tak seberapa. Lalu
Miki mengenal dunia hiburan malam yang membuatnya mengerti betapa
mudahnya memperoleh uang dari tamu royal.

Dunia malam yang gemerlap tetap berdenyut di berbagai diskotek di
Jakarta. Pengojek dan sopir taksi menunggu kecipratan rezeki,
menunggu sampai bubaran diskotek. Sampai perempuan-perempuan itu
kembali ke mes atau rumah kos.

Miki sepintas masih sempat menonton berita pagi di televisi yang
mengulas biaya pendidikan yang membubung tinggi dan harga susu yang
tak terbeli. Lalu ia terlelap sampai petang hari dan bersiap
berdandan untuk bekerja lagi malam hingga menjelang pagi. Dan,
berharap mendapat banyak tamu yang memberinya rezeki untuk hari ini.

Kamis, 03 Februari 2011

Pekerja Seks Paling Laris di Makassar



SIAPA pekerja seks paling laris di Makassar? Apakah yang paling cantik ataukah yang paling seksi? Suatu hari, saat terlibat dalam riset yang dilaksanakan Universitas Hasanuddin dan Unicef, saya pernah menanyakan itu pada beberapa pria hidung belang yang suka mangkal di Jalan Nusantara, kawasan prostitusi terbesar di Makassar.

Mulanya saya menganggap bahwa yang paling cantik adalah yang paling laris. Mulanya saya menganggap yang paling seksi adalah yang paling dicari. Tapi setelah mewawancarai sejumlah pria-pria tersebut, ternyata yang paling laris bukan yang paling manis, bukan pula yang paling seksi. Yang paling laris justru pekerja seks yang penampilannya biasa saja. Malah, penampilannya tidak istimewa. Beberapa di antaranya, tidak masuk kategori cantik.

Tak percaya? Saya pun demikian awalnya. "Rata-rata semua pria yang ke Jalan Nusantara tidak mau memilih yang paling cantik. Mereka pikir, pasti yang cantik banyak tamu tiap malam. Mereka lebih suka yang biasa-biasa saja, sebab yakin bahwa tamunya tidak banyak," kata seorang teman yang tiga kali seminggu ke tempat tersebut. Masalahnya, masih kata teman, dikarenakan semua pria berpikiran sama, maka pekerja seks yang cantik-cantik justru kekurangan tamu. Sementara yang biasa-biasa saja, justru laris bak kacang goreng.

Ini agak menggelikan. Tapi ini fakta. Saya sendiri tidak terlalu percaya keterangan teman tersebut. Saya lalu melakukan triangulasi, yang dalam dunia penelitian adalah upaya untuk melakukan cek and ricek pada beberapa orang demi mendapatkan data yang lebih valid. Rata-rata para pria mengiyakan keterangan tersebut. Sehingga saya berkesimpulan bahwa di dunia malam seperti ini, nilai-nilai seperti kecantikan justru tidak menjadi satu-satunya variabel dalam menjatuhkan pilihan. Semua orang punya kriteria sendiri-sendiri yang dipengaruhi oleh preferensi kultural masing-masing. Bagaimanapun, istilah cantik bisa diinterpretasikan secara berbeda-beda bergantung pada faktor kebudayaan. Tidak ada definisi tunggal tentang cantik.

Kalaupun ada definisi yang sama tentang cantik, maka itu tetap saja tidak menjadi satu-satunya nilai yang mempengaruhi tindakan. Buktinya, yang cantik-cantik justru nganggur. Sementara yang biasa-biasa saja, bisa panen setiap malam.

Mungkin ini hanyalah kepingan kecil dari mitos-mitos dalam dunia hiburan malam. Selain mitos tentang kecantikan identik dengan banyak pakai, ada pula pria yang terjebak mitos bahwa pekerja seks yang masih muda akan lebih ”garing” sebab dianggap kurang pengalaman. Ini juga mitos. Di kalangan dunia malam, usia kadang tidak penting. Meskipun seorang pekerja seks sudah berusia agak tua, bisa saja jam terbangnya masih rendah. Sementara ada pula yang usianya masih 18 tahun, tapi setelah cek and ricek, jam terbangnya sudah bertahun-tahun.

Dalam dunia remang-remang seperti ini, para pria justru menjadi obyek yang juga gampang dibodohi. Banyak di antara mereka yang tidak mau sedikit menginvestigasi dengan siapa ia berkencan. Ia hanya berpikir, ”Saya datang, saya tembak, dan saya pulang.” Menurut hasil wawancara saya, para pria rata-rata ingin ditemani pekerja seks yang masih muda dan belum terlalu lama berkecimpung di dunia ini. Nah, dengan gampangnya para pengelola rumah hiburan memanipulasi usia karyawannya. ”Tuh, lihat yang sana. Kalau ditanya, umurnya 17 tahun. Tapi sebenarnya, dia udah 30 tahun dan punya tiga anak,” kata seorang teman sambil menunjuk seorang perempuan manis berkulit putih yang mengerling ke arahku, dalam satu kesempatan.

Saya rasa, mitos-mitos di dunia hiburan malam ini sangatlah banyak. Dan tidak mungkin untuk diurai dalam tulisan singkat ini. Mungkin pada kesempatan lain. Thanks.(*)

Rabu, 02 Februari 2011

Lokalisasi Pantai Semawang Sanur, Lokalisasi Seks Terbesar di Bali

Sanur, Lokalisasi di Kawasan Pantai Semawang Sanur dan sekitarnya, kini kembali bergairah alias ramai. Selama bulan puasa dan Lebaran, lokalisasi terbesar di Bali ini sepi pengunjung maupun wanita penghibur (PSK).

Dari pantauan Beritabali.com malam ini, lokalisasi di kawasan jalan Danau Tempe, Danau Poso, jalan Sekar Waru Semawang, hingga Blanjong sudah mulai ramai.

Kawasan lokalisasi terbesar di Bali yang pada saat bulan puasa relatif sepi kini mulai ramai.

Di salah satu bungalow XX di jalan Danau Poso misalnya, malam ini tampak ramai di kunjungi para lelaki hidung belang. Beberapa turis pria asal Jepang juga tampak melihat-lihat “aquarium” yang memajang beberapa wanita penghibur atau cewek PSK.

“Mari mas silakan pilih, banyak yang masih baru, seger-seger mas baru datang dari Jawa,” kata seorang karyawan yang bertugas di bungalow XX alias esek-esek ini.

Menurut pria yang mengaku bernama Made ini, setelah Lebaran, kawasan lokalisasi sanur dibanjiri ‘pendatang baru’ atau cewek wajah baru dari Pulau Jawa. Selain dari beberapa kota di Jawa Timur, para wanita penghibur ini juga berasal dari daerah Jawa Barat.

“Aku baru disini mas. Baru nyampai kemarin dari Bandung,” jelas seorang PSK yang mengaku bernama Icha.

Kepada Beritabali.com, Icha mengaku sebelumnya beroperasi di Kota Bandung. Ia memilih Bali sebagai ‘wilayah operasi’ yang baru karena di tempat lama sudah terlalu banyak saingan.

“Kalau di Bali khan bisa dapat pelanggan baru, bisa dapat bule,” jelas Icha yang mengaku asli Klaten Jawa Tengah ini.

Pengakuan serupa juga disampaikan Tari, PSK dari daerah Indramayu Jawa Barat. Tari mengaku baru saja tiba di Bali, saat arus balik Lebaran.

Tari yang sebelumnya ‘beroperasi’ di wilayah Kota Bandung dan sekitarnya, kini membuka praktik jasa pelayanan seks di daerah Sanur.

“Kalau di Bali, peluang dapat pelanggan baru lebih banyak. Kalau di Bandung atau Jakarta, sudah terlalu banyak saingan, susah cari duit,” jelas Tari.

Mencari Wanita Malam

Dunia malam – wanita, memang sudah marak di muka bumi ini. Bagi para pria hidung belang malam terasa sepi kalau tidak ditemani oleh seorang wanita. Wanita malam yang berpakaian seksi dan menggoda membuat malam terasa menjadi surga bagi pria berduit. Mereka semua melupakan masalah dunia yang ada hanyalah kesenangan. Lalu kenapa bisnis ini begitu merajalela. Bisnis wanita malam sudah banyak bahkan diseluruh dunia pasti ada tempat prostitusi seperti itu.

Bisnis wanita malam banyak diminati oleh para pria hidung belang dengan memperjual belikan sesuatu yang disukai para pria tersebut yaitu SEX. Meskipun berkali-kali dirazia oleh petugas SATPOL PP, bahkan muncul penyakit berbahaya HIV / AIDS mereka tetep eksis dalam berbisnis mencari para pria hidung belang.

Harga atau tarif berbeda-beda menurut umur dan kecantikan si wanita tersebut, semakin cantik wajah si cewek semakin mahal harga / tarifnya, begitu juga dengan umur, semakin muda umur si cewek semakin mahal juga. Biasanya tempat yang digunakan bertransaksi seperti Bar, cafe, diskotik, karaoke’an, dan panti pijat. Apalagi sekarang munculnya facebook juga dimanfaatkan ajang bisnis wanita.

Terus bagaimana cara mengatasi / menghilangkan dunia malam, tempat prostitusi seperti ini ?? kita pandang dari sisi bisnis wanita itu sebuah masalah atau bukan. Bagi pria hidung belang mungkin bukan sebuah masalah yang besar melainkan sebuah surga dunia yang sangat mereka sukai. Lagi pula kalau kita / masyarakat berkeinginan mengatasi masalah wanita seperti itu harus melihat atau meneliti dulu apa penyebab si wanita terjun ke dunia seperti itu. Tentunya sebagian besar permasalahan terletak pada kemiskinan, mungkin juga gara-gara broken heart dengan pacar, itu bisa juga terjadi.

Kelihatannya sulit kalau cuman mengentaskan sebuah kemiskinan, karena pekerjaan ini sangat mudah, hanya dengan melayani seorang pria semalam bisa menghasilkan duwit yang lumayan, bisa buat beli hp yang bagus. Selain itu wanita tersebut juga mendapatkan sebuah kepuasan yaitu SEX. Berbeda dengan saat bekerja disiang hari yang mengeluarkan banyak tenaga dan keringat, seperti menanam padi yang hasilnya sehari cuma 20 ribu.

Yang pasti butuh kesadaran semua pihak baik pemerintah, masyarakat dan tokoh agama untuk menyadarkan wanita malam ke jalan yang benar. Dunia terkadang menghakimi mereka yang salah tanpa penah berfikir bagaiamana itu bisa terjadi. Dengan cara inilah kita bisa secara bersama-sama hidup lebih baik lagi.

Sex Drive Thrue


Hunting kesenangan di massage, night club, karaoke atau diskotik, sangat membosankan. Atmosfirnya terlampau pekat dengan dupa-dupa malam. Wanita indekos menjadi sebuah alternatif incaran kenikmatan, lokasi rumahan tidak buram, aura mereka pun masih fresh & bening.

Available dalam kemasan wanita karier, gadis ABG, Chinese woman hingga spesial striptease. Layanan drive thrue ini dijinjing dari kos-kosan, lantas menjadi hidangan gairah di hotel-hotel berbintang oleh para lelaki!

Cuplikan I
Chyntia (bukan nama aslinya), wanita berusia 20 tahun ini dulunya bekerja sebagai sekretaris sebuah konsultan asing. Setelah kontrak kerja habis, ia pun mengganggur, apalagi boss-nya yang berasal dari Canada sudah mudik ke negerinya. Tapi hubungan dengan beberapa costumer kantornya tetap dibina.

Apalagi postur tubuh seksi dan parasnya yang cantik, selalu menggoda iman para lelaki. Melalui buku telphone dengan berderet nama-nama petinggi, ia kontak "say hello!" dengan nada suara manjanya. Setelah terlibat obrolan kesana-kemari yang tentunya berbau seks, merekapun tersihir dalam dekapan suara mesra Chyntia.

"Aku kos disini biar mudah dihubungi, kebetulan tidak jauh dengan perkantoran mereka!" cerita gadis mirip bintang sinetron remaja ini. Terkadang justru sang lelaki itu yang datang ke kos, dan keduanya berangkat menuju hotel. Menurut pengakuan Chyntia, yang tercatat di daftar antrinya memang terbatas hanya 15 orang. Tapi semua merupakan member tetap, otomatis ia harus pandai-pandai membuat schedule agar tidak bentrok waktunya.

Sistim kerja wanita ini terlihat beda, ia tidak pasang tarif tapi justru kepuasan akan menentukan hasil imbalannya. Anthony misal, marketing director perusahaan konstruksi, ia menghadiahi Honda Stream warna putih. Lelaki ini merasa mendapat mujijat keteduhan bersama Chyntia, rayu gemulainya sempat membuat impotensinya tiba-tiba sembuh total.

"Kebanyakan mereka tidak to the point, ngobrol bahkan curhat!" katanya. Tidak jarang selain jadi langganan, lelaki memproporsikan dirinya sebagai pacar atau selingkuhan. Itulah keunggulannya, back ground sebagai wanita pendamping boss di kantor bisa dipraktekkan di profesinya sekarang.

Cuplikan II
"Mereka cantik-cantik dan segar-segar," imbuh pria bertubuh besar ini. Selain itu cara mengambil mereka di rumah mewah, sehingga mengesankan kalau para lelaki yang datang sedang berpacaran dengan wanita-wanita muda itu. "Yang jelas ini lain dari pada yang lain," promosi pria yang kerap berburu wanita-wanita teman kencan ini.

Fenomena yang diceritakan Gunawan, membuat rasa penasaran para pria petualang cinta lain, yang juga sahabatnya ketika masih bersekolah di sebuah perguruan tinggi terkemuka di Indonesia. Kontan naluri mereka tertantang ingin merasakan sebuah sensasi eksklusif.

Namun untuk dapat menemukan tempat tersebut bukanlah sebuah persoalan yang mudah. "Tempat ini terletak di sebuah kawasan perumahan elite," jelas Gunawan. Bahkan menurutnya sebagai kamuflase di pagar depan tertulis 'Kos-Kosan Khusus Wanita' dengan huruf yang mencolok.

Para calon pelanggan yang baru pertama kali mendatangi etalase kos-kosan ini, akan dibuat ragu apakah benar tempat ini betul menjadi display ABG-ABG penghibur. Tempat ini seakan tersembunyi diantara rumah-rumah lain, mengkelabui publik yang memang tidak berminat bertamasya cinta.

Dengan mengendarai Grand Cherokee keluaran terbaru, Gunawan memandu rekan-rekannya yang ingin bertualang dengan para daun muda yang sangat wild seperti promosinya. Sayang speed kendaraan tak mampu membelah jalanan mengarah Kota yang sangat padat di jam pulang kantor. Maklum, kawasan ini jika malam hari menjadi pusat hiburan malam yang terbesar di Indonesia.

Di sebuah putaran arah mobil pun diajak untuk masuk ke jalan HR yang juga tidak kalah semarak dengan diskotik maupun klub-klub malam. Menjelang senja tempat-tempat hiburan tersebut belum mulai beroperasional. Bak gadis remaja yang sedang menunggu pujaanya, mereka asyik berdandan mempersiapkan diri untuk menjadi sang primadona.

Cuplikan III
Sebagai seorang PR, Arthur pun menerangkan harga bayaran dari wanita-wanita muda ini. "Short timenya 1,5 juta!," terangnya. Sementara untuk seharian kencan ia mematok harga 3 juta rupiah. Harga yang ditawarkannya tersebut ternyata belum termasuk dengan tempat untuk berkencan, karena mencari hotel urusan konsumen. Jika ada wanita yang cocok dengan seleranya, maka para pria ini dipersilahkan untuk memberikan booking fee.

Setelah memberikan uang depe, maka user yang telah memesan tersebut tinggal mencari penginapan untuk mengeksekusi kesenangan tersebut. Uang tanda jadi tersebut perlu dikeluarkan, agar wanita pilihannya tidak diambil pelanggan lain. Jika para pria ini tidak mau repot kembali ke kos-kosan, maka mereka tinggal telepon dan meminta diantarkan delivery pesanannya. "Kalau sudah begitu bayarannya tinggal ditambah uang transportasi ke hotel dan membayar uang pengawalan," jelas Arthur.

Selain itu para pengawal ini harus membayar uang pelicin, kepada para petugas front office hotel-hotel yang ditempati para pria pemesan tersebut. Sebab para keamanan biasanya sudah hafal dengan para pengantar wanita. "Kalau kita pelit pasti dibuat susah oleh mereka," tambahnya. Paling tidak dibutuhkan dana administrasi sebesar Rp.200.000 rupiah untuk mengantarkan wanita-wanita pesanan ini. Tentu saja uang tersebut harus dirogoh dari kocek para pemesannya.

Setelah sekitar lima belas menit menunggu, para wanita belia itu akhirnya satu persatu muncul ke lobi yang terletak di sebelah ruangan tamu tersebut. Ada sekitar tujuh wanita belia yang rata-rata berparas cantik dan masih ranum. "Di sini yang paling muda berusia 15 tahun dan yang paling tua berusia 18tahun," promosi Arthur semangat.

Di ruangan yang dibatasi oleh sebuah sketsel, mereka duduk rapi di atas sofa berleter L sambil bersenda gurau dengan sesama mereka. Selayaknya remaja-remaja seusianya yang masih senang berdandan trendi, mereka ini pun berlomba berpakaian seksi seperti tank-top, t-shirt yang terlihat perut, cardigan, rok mini, semua bersaing untuk menggaet tamu.

Cuplikan IV
Sementara Sisca (sebut saja begitu, 20 tahun), salah satu wanita yang disitu mengatakan, terang-terangan dirinya bukanlah China tulen. "Saya dari Indramayu. Tapi ketika masih sekolah, aku sering dipanggil China," tuturnya. Mata Sisca memang sipit dan kulitnya putih, kalau diusut mungkin generasi kesekian yang sudah diluar trah.

Ia juga terus terang mengaku, tak ada kursus-kursus khusus agar dirinya bisa melayani tamu dengan gaya China. "Kalau sudah dikamar, gaya apapun tak ada masalah," kata Sisca. Toh, semua wanita juga tahu bagaimana mengendalikan nafsu dan membuat gairah lelaki agar terus menyala.

Menurutnya pula, teman-temannya juga banyak yang bukan China, tapi sewaktu masuk ke situ diterima dengan persyaratan China. Karena itu ia sempat mengajak teman-temannya di kota kelahirannya yang punya komunitas mirip dia.

"Bagaimana cara mengajaknya?"

"Tempat ini kan tidak seperti jasa layanan seks pada umumnya. Tersembunyi, dan agak amatir. Itu yang aku jelaskan pada mereka, sehingga mereka mau. Ketika tidak terima tamu, kami seperti tinggal di kos-kosan," tutur Sisca.

Mereka memang membayar seperti orang kos setiap bulan. Dapat makan dan tempat tidur. Hanya saja tak boleh keliaran di depan rumah dengan seenaknya. "Supaya tak mencolok, karena tetangga tak mau terganggu. Mereka umumnya tahu siapa kami, tapi tak peduli, karena kami tak mengganggu, karena itu tak boleh seliweran di depan rumah kos," tuturnya.

Namun Sisca tak mau mengutarakan, berapa ia mesti membayar sewa atau uang yang didapat setiap terima tamu. Yang jelas, tips dari tamu 'kerja di kos' lebih tinggi dari kerja di tempat 'resmi' seperti night club. Ia, katanya, pernah membandingkannya dengan wanita yang kerja di massage. Tenaganya habis dikuras untuk melayani tamu, siklus hidupnya terbalik, siang tidur dan malamnya bekerja. Secara fisik akan lebih cepat drop, jarang menghirup kesegaran terlihat dari aura wajahnya.

Cuplikan V
Seorang lelaki yang berjiwa wanita bernama palsu Dian, mengkordinir penari-penari bagai seorang manajer. Mulai dari jadi Mami kos mengurusi kebutuhan sehari-hari, hingga mencari order atau pemasaran masing-masing dancer. Koreografi tidak begitu masalah, "Yang penting bodynya bagus plus bisa goyang erotik!" tutur Dian sedikit kemayu. Untuk itu yang harus dirawat juga bagian aurat, seperti dengan berlulur dan aroma terapi. Belum lagi urusan salon, potong rambut atau baju-baju pesta.

Seorang pialang yang banyak memenangkan saham sebut saja bernama Darwin, kerap berlangganan dengan agency Dian. Bersama teman-temannya, Don pengusaha perkayuan, Shandy manager retail dan Susanto importir suku cadang. Mereka berkawan sejak kuliah di sebuah universitas di Surabaya. Dua orang tinggal di Jakarta namun terkadang dalam satu bisnis mereka bisa berkumpul bersama.

"Paling gampang, aku booking hotel di kawasan Jakarta Selatan, lantas kontak Dian untuk menyediakan empat penari!" tegas Darwin. Kesempatan ini rutin ia manfaatkan, karena dijamin pasti puas. Dari pada mesti harus road show ke kawasan Kota yang akhirnya malah hasilnya nihil. Dari Dian paket wanita yang ditawarkan juga sering berganti, pokoknya sengaja dibuat konsumen betah dan nagih.

Hitungan bugjet berupa paket, karena tidak sekedar menyediakan penari saja. Sound systeem low capacity berikut lighting plus DJ termasuk yang disediakan. Penataan ruangan dengan berbagai property telah disiapkan oleh agency ini, yang jelas nuansanya menjadi mirip night club yang mengundang tumpah ruah gairah. Makanya dalam satu bungkus acara yang memakan waktu satu hari, biaya yang dikeluarkan bisa mencapai sepuluh juta untuk empat orang.

Karena aktifitas all day, dalam waktu lama layanan para wanita ini harus lebih interaktif . "Tenang aja, saya sudah grooming mereka, bagaimana membuat para lelaki tergila-gila!" kilah Dian promosi. Sejak mereka mendatangi kos untuk memilih, wanita-wanita ini sudah pasang jerat-jerat cinta. Walau baru sekali pertemuan, seolah mereka sudah kenal lama bahkan berakting sebagai kekasih. Sehingga waktu seharian sepertinya menjadi kurang, itulah yang dibilang ketagihan!

Fenomenan Gemerlapnya Kota Padang

Gemerlapnya Gadis Bispak di Padang
PADANG–Gemerlap kehidupan malam kota metropolitan tidak pernah lepas dari geliat para gadis malam, begitu juga di Kota Padang. Tidak hanya pelacur yang setiap malam menjajakan dagangannya pada hidung belang yang kesepian, tapi juga cewek muda yang hanya mencari kesenangan sesaat atau having fun.
Para gadis belia itu lebih dikenal sebagai cewek bispak (bisa dipakai). Asal suka sama suka, apapun mau mereka lakukan. Mulai dari sekedar kencan biasa hingga bersedia diajak bermalam di kamar hotel. Dan mereka merasa kehidupan seperti itu ‘gaul’.
Tapi pada umumnya cewek bispak itu anti dengan hubungan yang mengikat. Mereka lebih suka hubungan yang bebas tanpa batas. “Gue nggak suka klo hidup gue diatur-atur. Gue memilih bebas, sehingga gue bisa lakuin apa aja,” ujar Tari, 19, (nama samaran) kepada Singgalang beberapa hari yang lalu di sebuah kafe yang ada di Kota Padang.
Tari yang saat ini tengah mengikuti pendidikan di sebuah pergur­uan tinggi swasta (PTS) di Kota Padang, mengaku telah menjalani kehidupan seperti itu semenjak kelas dua SMA. Dia merasa kehidu­pan liar malam itu, sudah menjadi bagian dari dirinya.
“Minimal tiga kali dalam seminggu, gue keluar bersama anak-anak (teman-Red). Biasanya kita mangkal di pub dan diskotek hingga tengah malam. Setelah itu, klo nggak ada kencan, ya kita non­gkrong aja di kafe hingga pagi,” sebutnya.
Cewek bispak yang mayoritas berstatus siswi atau mahasiswi itu, biasanya identik dengan cewek matre. Mereka tidak mau sembarangan berkencan dengan pria yang mendekatinya. Disamping menjaga image, mereka juga mengharapkan hal yang setimpal dengan apa yang diber­ikannya.
Tari tidak menampik hal itu dan dia sendiri mengaku dirinya cewek matre. “Gue memang suka berkencan dengan cowok kaya, meski dia sudah memiliki istri sekalipun. Kalau dia benar sayang sama gue, tentu dia akan bersedia memenuhi permintaan gue,” katanya.
Sebagai cewek gaul, tentu Tari sangat peduli dengan penampi­lannya. Apalagi di Kota Padang ini dia berstatus sebagai seorang anak kost. Untuk membiayai kehidupan glamour-nya, Tari tidak bisa hanya berharap dari kiriman orang tuanya.
“Memang, gue nggak akan selamanya menjalani kehidupan seperti ini. Tapi untuk saat sekarang, gue belum bisa meninggalkan kese­nangan malam ini. Gue masih ingin menikmati masa muda yang katan­ya hanya sekali itu,” ungkap Tari.
Tari sudah sering memikirkan untuk menjalani kehidupan yang normal seperti gadis lainnya. Karena dia paling takut seandainya keluarganya mengetahui perbuatannya selama ini.
Sudah sejak SMA gue berpisah dengan orang tua gue yang berada di Payakumbuh. Selama itu juga gue berusaha untuk menutup-nutupi kehidupan gue disini,” katanya lagi.
Salah seorang mahasiswi salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Padang sebut saja Mutiara, 19, mengaku sampai saat ini tidak memiliki pacar. Ia merasa kalau sudah punya pacar, hidupnya akan diatur. Ia ingin bebas.
Kepada Singgalang ia bercerita, sejak mengenal Kota Padang ini, sudah banyak lelaki yang mencoba mendekati. Namun, tidak satupun yang melekat di hati. Entah mengapa ia selalu rindu akan kebeba­san. Ia yang mengaku dari Pekanbaru ini lebih suka mencari kese­nangan.
“Saya punya teman pria yang bekerja di kawasan Pasar Raya Padang. Ia orangnya baik dan tidak pernah menyakiti perasaan,” kata Mutiara.
Bersama pria ini (sebut saja nama Totok), ia sudah berkali-kali pergi ke suatu tempat untuk mencari kesenangan. Hal ini sebatas suka sama suka. Kenikmatan duniawi sudah direguk. Namun tidak ada ikatan.
Terkadang di saat ia butuh, Mutiara menelpon Totok. Begitu juga sebaliknya. Kalau setuju, jadilah ia dan teman prianya itu pergi ke tempat yang sudah direncanakan hanya untuk bersenang-senang saja.
“Antara umur saya dan dia terpaut jauh, sekitar 10 tahun. Pria itu dewasa sekali dan selalu membimbing saya jika menghadapi kesusahan,” katanya.
Lain lagi cerita Dewi (nama samaran). Pengaruh dunia malam mem­buatnya berkelakuan seperti gaya Amrik atau america style. Malam ini pacar, besok tidak lagi. Teman-temannya sesama penikmat dunia malam juga berkelakuan yang sama. Kalau sudah pergi dugem (dunia gemerlap), ia pasti menyempatkan diri untuk berkenalan dengan sejumlah pria. Biasanya kalau ada satu pria yang disenangi, jadilah langsung check in di hotel.
Biasanya ia pergi bersama temannya ke tempat hiburan yang dise­diakan oleh pengelola hotel. Setelah itu, ada saja pria yang menghampiri. Berawala dari menawarkan minuman saja. Lalu berlan­jut dengan perkenalan dan kemudian kalau sudah merasa akrab bisa langsung pesan kamar.
“Tapi terkadang ada juga yang perlu pendekatan dengan saya. Kalau feeling saya dia itu orangnya baik, kemana diajak pasti mau,” katanya yang mengaku kos di kawasan Lubuk Buaya.
Menurutnya, pergaulan seperti itu di zaman sekarang sudah wajar. Jangan munafik, siapa yang tidak ingin kesenangan. Hanya saja baginya, asal jangan kebablasan tidak mengapa.